Ototekno

Penelitian Komputasi Terbaru Ungkap Penyebab Utama Dinosaurus Punah

Selama beberapa dekade, ilmuwan kerap berdebat mengenai penyebab kepunahan dinosaurus dan sekitar tiga perempat kehidupan di Bumi 66 juta tahun lalu. Ada dua teori utama: benturan asteroid atau letusan gunung berapi skala besar. Namun, sebuah penelitian terbaru yang memanfaatkan komputasi canggih menunjukkan bahwa ledakan gas dari letusan Deccan Traps (India tengah-barat) adalah penyebab tunggal dari peristiwa kepunahan tersebut.

Mengutip laman sciencenews, Senin (2/10/2023), Penelitian ini dipimpin oleh ahli geologi komputasi dari Dartmouth, Amerika Serikat, Alexander Cox, yang mengatakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghilangkan sebanyak mungkin bias manusia dalam menentukan penyebab kepunahan. 

Mereka menggunakan model statistik yang dikenal sebagai pendekatan Markov chain Monte Carlo untuk mempertimbangkan probabilitas berbagai skenario emisi gas dari sumber yang berbeda.

Para peneliti menggunakan data dari tiga inti yang dibor dari sedimen laut dalam, yang mencakup rentang waktu dari 67 juta hingga 65 juta tahun lalu. Inti ini mengandung foraminifera, mikroorganisme laut yang cangkang karbonatnya mengandung isotop karbon dan oksigen yang berbeda.

Komposisi kimia dari cangkang ini mencatat kimia laut pada saat pembentukannya, dan dapat digunakan sebagai proksi untuk mengetahui suhu global masa lalu.

Simulasi komputer menentukan bahwa jumlah gas yang dikeluarkan ke atmosfer dari letusan gunung berapi Deccan Traps saja sudah cukup untuk menjelaskan perubahan suhu dan siklus karbon yang ditentukan dari data foraminifera dalam inti bor.

Meskipun penelitian ini menawarkan jawaban yang lebih pasti, banyak ilmuwan yang masih skeptis. Sierra Petersen, seorang ahli geokimia dari Universitas Michigan, mengatakan bahwa cangkang foraminifera bukanlah proksi yang ideal untuk suhu kuno. 

Selain itu, seorang paleoklimatolog dari Universitas Connecticut, Clay Tabor, menekankan bahwa dampak dari benturan asteroid Chicxulub di Meksiko masih bisa sangat mempengaruhi lingkungan planet, meskipun tidak menghasilkan lonjakan besar dalam emisi gas.

Penelitian ini membuka wawasan baru dalam memahami apa yang mungkin telah menyebabkan kepunahan massal di akhir periode Kapur. Meskipun masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab, pendekatan komputasi ini menawarkan metode baru dalam mengeksplorasi misteri ilmiah yang telah lama berlangsung.

Dengan memanfaatkan kekuatan komputasi, penelitian ini berhasil mempersingkat waktu analisis yang biasanya membutuhkan satu tahun menjadi hanya beberapa hari, membawa kita selangkah lebih dekat untuk memecahkan salah satu misteri terbesar dalam sejarah kehidupan di Bumi.

Back to top button