Arena

Paradoks Anggaran Olahraga: Rp6 Miliar untuk Rumput JIS, Tapi Tak Ada Dana untuk ANOC World Beach Games Bali 2023

Panitia lokal ANOC World Beach Games 2023 dan Rapat Umum ANOC 2023 di Bali, Selasa (4/7/2023) malam, secara mendadak mencabut komitmennya sebagai tuan rumah event olahraga tersebut. Keputusan ini diambil  lantaran tidak ada kucuran dana dari pemerintah untuk penyelenggaraan World Beach Games 2023.

“Pada rapat terakhir pekan lalu, panitia lokal tidak menunjukkan ada masalah yang bisa menghasilkan keputusan penarikan komitmen tersebut,” ungkap ANOC dalam akun Instagram resminya.

Menanggapi pembatalan ini, atlet dari 100 Komite Olimpiade Nasional (NOC) yang telah berkomitmen dan menantikan kegiatan ini harus menerima kenyataan pahit. “ANOC meminta maaf yang tulus kepada para NOC, atlet, dan federasi internasional yang telah menjadi mitra serta berkomitmen dengan kegiatan ini, serta kepada para penggemar di seluruh dunia,” kata ANOC.

Pernyataan resmi ANOC terkait pembatalan Bali World Beach Games 2023 karena panitia penyelenggara menarik komitmen sebagai tuan rumah. Ajang ini semula dijadwalkan pada 5-12 Agustus 2023.
Pernyataan resmi ANOC terkait pembatalan Bali World Beach Games 2023 karena panitia penyelenggara menarik komitmen sebagai tuan rumah. Ajang ini semula dijadwalkan pada 5-12 Agustus 2023.

Pada saat yang hampir bersamaan, Jakarta International Stadium (JIS) menjalani peninjauan oleh PSSI, Kementerian PUPR dan Kemenpora. Dalam peninjauan tersebut, diungkap bahwa stadion ini memerlukan anggaran sebesar Rp 6 miliar agar rumputnya memenuhi standar FIFA, terkait persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.

Menteri Basuki Hadimuljono menjelaskan, butuh sekitar Rp6 miliar untuk membuat rumput Stadion JIS jadi berstandar FIFA.

“Kondisi rumput sekarang menurut evaluasi ahlinya yang juga mengevaluasi 22 (stadion), termasuk yang memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk standar FIFA kalau dengan kondisi sekarang,” kata Basuki, Selasa (5/7/2023).

“Mulai rumput butuh Rp6 miliar 1 lapangan dari PU (PUPR), (anggaran) JPO ke Ancol dari PU, kereta api dari DKI, ramp dari Jasa Marga, ada stasiun sementara dari KAI, stasiun sementara lagi dibangun sama Dirut,” lanjutnya.

Ketidakseimbangan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana pemerintah mengalokasikan anggaran untuk olahraga. Sebuah paradoks tampak terbentuk ketika pemerintah mampu menyediakan anggaran besar untuk satu stadion, namun tampaknya gagal mendanai event olahraga internasional seperti ANOC World Beach Games yang berdampak lebih luas dan melibatkan lebih banyak atlet.

Kejadian ini menjadi cermin bahwa menjadi tuan rumah event internasional bukan hanya soal memiliki fasilitas olahraga bertaraf internasional, namun juga tentang komitmen dan perencanaan yang matang. Harapannya, ke depannya, keputusan semacam ini dapat dihindari dan Indonesia dapat terus menjadi tuan rumah berbagai event olahraga internasional dengan sukses.

Back to top button