News

Nafas Indonesia Validasi Klaim Anies soal Polusi Udara Jakarta dalam Debat Capres


Dalam debat Capres yang berlangsung Selasa, (12/12/2023) malam di gedung KPU, topik polusi udara Jakarta mendapat sorotan khusus. Capres nomor urut satu, Anies Baswedan, ditantang oleh Capres nomor urut dua, Prabowo Subianto, mengenai penggunaan APBD DKI Jakarta untuk penanganan polusi udara saat Anies menjabat sebagai Gubernur. Menanggapi, Anies mengemukakan bahwa polusi udara di Jakarta sebagian besar disebabkan oleh faktor eksternal seperti angin yang membawa polutan dari daerah lain.

Mungkin anda suka

Data dan analisis dari aplikasi Nafas Indonesia, yang dirilis di sosial media beberapa jam setelah debat, memberikan validasi terhadap klaim Anies. Aplikasi yang memantau kualitas udara secara real-time ini mengungkapkan kebenarannya. 

Yes, betul polusi bisa bergerak terbawa angin. Contohnya seperti yang terjadi pada awal Desember. Polusi berpindah karena adanya angin lokal di Jabodetabek. Pagi hari: angin mendorong polutan ke arah laut. Sore hari: angin mendorong polutan ke arah bukit/gunung,” tulis aplikasi pengecek kualitas udara buatan Indonesia tersebut di akun twitter/Xnya, Rabu (13/12/2023). 

Lebih lanjut, Nafas Indonesia mencatat bahwa sepanjang tahun 2023, tingkat polusi di Jakarta mengalami fluktuasi, dengan beberapa hari menunjukkan tingkat polusi tinggi dan beberapa hari lainnya relatif lebih rendah. Hal ini sejalan dengan penjelasan Anies bahwa jika sumber polusi hanya dari dalam kota, maka tingkat polusi akan konsisten tinggi setiap waktu.

Nafas Indonesia juga melakukan fact check terhadap beberapa klaim yang disampaikan dalam debat. Kesimpulan mereka menunjukkan bahwa “Jakarta tidak selalu polusi tinggi” dan “Polusi terbawa angin ke Jakarta” adalah pernyataan yang benar. Klaim Anies bahwa “Sumber polutan tidak hanya dari Jakarta” juga mendapat validasi dari data Nafas Indonesia.

Sebelumnya, Anies mengungkapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah memasang alat pemantau polusi udara. Dia menilai penyebab polusi ini karena hembusan angin, sebab, jika polusi udara berasal dari dalam Jakarta, kondisinya akan selalu konsisten kotor.

“Ada hari di mana bersih dan ada hari di mana kotor. Ada momen Minggu pagi di Jagakarsa sangat kotor, lalu apa yang terjadi? polusi udara tidak mempunyai KTP, angin tidak memiliki KTP, angin itu bergerak ke sana sini,” kata Anies dalam debat tersebut.

Anies juga menyimpulkan bahwa sumber polusi udara di Jakarta ini bukan berasal dari dalam kota. Kemudian, polusi ini disebut dari polutan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang masuk ke Jakarta.

“Saat angin berembus ke Lampung, Sumatra, Laut Jawa, di sana tidak ada monitor, maka di Jakarta pada saat itu bersih. Kalau masalah dalam kota saja, maka konsisten setiap waktu Jakarta berpolusi,” ujarnya.

Back to top button