Hangout

Anak Penderita Lupus Alami Gejala Lebih Berat Ketimbang Orang Dewasa


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan umumnya anak-anak penderita penyakit lupus akan mengalami gejala yang lebih berat ketimbang orang dewasa saat mengidap penyakit yang sama.

Mungkin anda suka

Hal demikian disampaikan DR Dr Reni Ghrahani Majangsari, SpA(K), MKes, Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi IDAI dalam diskusi secara daring yang diselenggarakan pada Rabu (8/5/2024).

“Penyakit lupus pada anak biasanya gejalannya akan lebih berat dibanding lupus pada dewasa. Juga keterlibatan organ yang lebih banyak,” kata Reni.

Lupus merupakan penyakit autoimun yang dikenal dengan sebutan seribu wajah.

Lupus juga disebut sebagai penyakit peradangan kronis yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri. 

Dikenal juga dengan sebutan Sistemik Lupus Eritematosus (SLE), alias penyakit dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.

Reni tak memungkiri, pada umumnya penyakit lupus ditemukan pada orang dewasa. Namun, demikian dari seluruh kasus lupus, ternyata hampir 20 persen menyerang pada anak-anak.

“Lupus biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki kerentanan genetik. Dan hal ini umumnya dipicu oleh faktor lingkungan atau infeksi kuman tertentu,” ujar Reni.

Berdasarkan keterangan Kemenkes RI, faktor genetik menjadi salah satu menyumbang potensi lupus pada anak ketika beberapa individu memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami penyakit tersebut. Jika ada riwayat keluarga dengan lupus, risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit ini dapat meningkat.

Sementara faktor lingkungan, merujuk pada p infeksi virus atau bakteri, sinar matahari, obat-obatan tertentu, dan stres, dapat menjadi pemicu untuk perkembangan lupus pada individu yang memiliki kecenderungan genetik.

“Selain kedua faktor tersebut, ras atau etnis juga dapat mempengaruhi ekspresi dari penyakit lupus ini. Dan beberapa referensi menyebutkan populasi Asia cenderung manifestasinya lebih serius, lebih berat dibanding populasi Kaukasia,” ujar Reni.

Back to top button