Market

Mudahkan Impor Bahan Baku Industri, Mendag Zulhas Terbitkan Permendag 7/2024


Untuk memudahkan impor bahan baku industri, impor barang kiriman pekerja migran Indonesia (PMI) serta impor barang pribadi penumpang, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menetapkan Permendag No 7 Tahun 2024 tentang Perubahan Kadua Permendag 36/2023.

Beleid anyar ini ditandatangani Mendag Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan pada Senin, (29/4/2024), dan masuk proses diundangkan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Sejumlah perubahan aturan pokok  tersemat dalam Permendag  7/2024,  yakni  tindaklanjut  atas  importasi  barang kiriman PMI, tindak lanjut atas permasalahan impor barang bawaan pribadi penumpang, serta evaluasi atas pengaturan beberapa komoditas bahan baku industri yang mengalami kendala importasi setelah pemberlakuan Permendag 36/2023 pada 10 Maret 2024.

“Semangat perubahan kedua Permendag 36/2023 untuk kemudahan impor bahan baku industri dan kemudahan impor  barang  kiriman  PMI  serta  menyelesaikan  permasalahan  impor barang  pribadi penumpang,” terang Mendag Zulhas, Jakarta, Selasa, (30/4/2024).

Dia mengungkapkan,  terkait importasi  barang  kiriman  PMI,  Permendag  7/2024 menghapus batasan jenis barang, jumlah barang, serta kondisi barang. Dalam artian, apakah barang baru atau tidak baru. Aturan impor barang kiriman PMI ini, diberlakukan surut, yaitu sejak 11 Desember 2023.

Langkah ini penting untuk menyelesaikan permasalahan  tertahannya  barang  impor  kiriman  PMI  yang  masuk  ke Pelabuhan Tanjung Mas (Semarang), Tanjung Perak (Surabaya), maupun pelabuhan tujuan lainnya sejak 11 Desember 2023.

Sedangkan aturan  impor  barang  kiriman  PMI mengacu  kepada  Peraturan  Menteri  Keuangan (PMK) Nomor 141 Tahun 2023 tentang Ketentuan Impor Barang Pekerja Migran   Indonesia (PMI). Dengan pembebasan  bea  masuk  paling banyak  US$1.500  per  tahun  untuk  PMI  yang  terdaftar  di  Badan Nasional  Penempatan  dan  Perlindungan  Tenaga  Kerja  Indonesia  (BP2MI) . Serta paling  banyak  US$500 per tahun untuk PMI yang tidak terdaftar di BP2MI.

“Kemendag tidak mengatur batasan jenis, jumlah, dan kondisi barang yang dikirim oleh   PMI. Sedangkan hal lainnya dikembalikan kepada aturan kementerian teknis masing-masing, Misalnya, terkait aturan bea masuk dan pajak impor mengacu ke Peraturan Menteri Keuangan. Dengan perubahan kedua atas Permendag  36/2023, seharusnya  proses  pengeluaran barang  kiriman PMI dari Bea Cukai dapat diselesaikan dalam sehari,” jelas Mendag Zulhas.

Terkait permasalahan impor barang bawaan pribadi penumpang, lanjut Mendag Zulhas, Permendag  7/2024 menghapus batasan jumlah, atau nilai atas barang bawaan penumpang  yang semula diatur dalam Permendag 36/2023.  

Artinya, penumpang dapat membawa barang tanpa batasan  jumlah atau nilai serta barang  dalam kondisi baru, maupun  kondisi tidak baru. Namun, terkait ketentuan bea masuk dan pajak dalam rangka impor, tetap mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan  Nomor  203  PMK.04/2017 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Barang yang Dibawa oleh Penumpang dan Awak Sarana Pengangkut.

“Terkait barang bawaan pribadi penumpang dalam Permendag, tidak diatur lagi batasan jenis, jumlah,dan  kondisi  barangnya,  kecuali  untuk  barang  yang  dilarang  dan  barang  berbahaya.  Untuk impor barang bawaan pribadi penumpang mengacuketentuan bea masuk dan pajak impor dalam Peraturan Menteri Keuangan,” terang Mendag Zulhas.

Mendag  Zulhas juga  mengungkapkan,  dalam  perubahan  kedua  ini,  Kemendag  melakukan evaluasi atas pengaturan beberapa komoditas bahan baku industri yang   mengalami kendala importasi.

Perubahan kedua ini, memiliki semangat untuk memberikan kemudahan impor bahan baku industri.  Dalam  hal  ini dengan mengembalikan pengaturan impor untuk beberapa  komoditas ke pengaturan sebelumnya, yaitu Permendag 20/2021 sebagaimana diubah menjadi Permendag 25/2022 tentang  Perubahan  Atas  Peraturan  Menteri  Perdagangan  Nomor  20  Tahun  202 tentang  Kebijakan Dan Pengaturan Impor.

Bahan  baku  industri tersebut diantaranya fortificant premixes sebagai bahan baku industri  tepung terigu. Sebelumya, dalam  Permendag  36/2023  komoditas  ini  hanya  dapat  diimpor  oleh pemegang Angka Pengenal Impor Umum (API-U) dengan pengawasan pabean (border) dan instrumen Persetujuan Impor (PI) dan Laporan Surveyor (LS) menjadi dapat diimpor oleh pemegang API-U dan Angka Pengenal Impor  Produsen (API-P) dengan  pengawasan  di  luar  kawasan  pabean (post  border) dan  instrumen hanya LS. Perubahan  pengaturan  impor  juga  dilakukan  untuk  komoditas  bahan  baku  pelumas.  

Sebelumnya, dalam    Permendag   36/2023 diperlukan  rekomendasi dari Kementerian    Perindustrian sebagai persyaratan pengajuan Persetujuan Impor. Aturan ini, kemudian dikembalikan ke Permendag 25/2022 sehingga dalam pengajuan PI tidak dipersyaratkan rekomendasi dari Kementerian Perindustrian.

Selain itu, persyaratan impor bahan baku pelumas berupa dokumen LS juga dihapuskan, sehingga impor dapat dilakukan hanya dengan instrumen perizinan berupa PI.

“Saking  semangatnya  melindungi  industri  dalam  negeri,  semua  bahan  baku  diberlakukan  pelarangan dan  pembatasan  (lartas)  sehingga  produksi beberapa  komoditas terkendala. Oleh  karena  itu, untuk beberapa  komoditas bahan  baku  industri, aturan  dikembalikan  lagi  ke  Permendag  25/2022,” imbuh Mendag Zulhas.

Khusus impor barang bawaan pribadi penumpang dan pengaturan importasi beberapa komoditas  bahan  baku  industri yang  diatur dalam Permendag  7/2024,  berlaku  tujuh  hari  sejak peraturan tersebut diundangkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Mendag  Zulhas berharap,  perubahan  kedua  Permendag  36/2023  yaitu  Permendag  7/2024 ini, bisa memberikan kemudahan importasi bahan baku industri dalam negeri.

“Mudah-mudahan persoalan  terkait  Permendag  36/2023  dapat  selesaisehingga  tidak  ada  hambatan  dalam  importasi bahan  baku  industri,barang  kiriman  PMI,  dan  barang  bawaan  penumpang,” pungkas Mendag  Zulhas. 

Back to top button