Hangout

Harus Selalu Berpikir Positif, Hati-hati Malah Jadi Toxic Positivity!

Saat ini banyak orang yang mencoba untuk selalu berpikir positif, namun jika berlebihan ternyata tidak baik juga lho untuk diri Anda dan malah jadi toxic positivity. Psikolog Fayza Fariz menyebut bahwa seseorang harus dapat mengenali emosi mereka, dan tidak apa jika Anda sedang merasa sedih atau galau. Jangan memaksakan diri untuk selalu merasa baik-baik saja padahal diri Anda tidak dalam kondisi baik.

“Hidup itu hanya sekali, harus dimanfaatkan sebaik-baik mungkin, masih banyak yang hidupnya lebih susah. Nah kalimat-kalimatnya seperti itu padahal sebenarnya dia sedang merasa sedih. Jadi dia itu berusaha menutupi emosi-emosi negatif dan emosi manusiawinya,” terang Fayza saat webinar NoDokter bekerja sama dengan Inilah.com, dikutip di Jakarta, Minggu (9/10/2022).

Mungkin anda suka

Masih bingung bagaimana dan seperti apa sih toxic positivity itu? Yuk kenali 10 ciri Anda sudah mulai di tahap toxic positivity! Jika terdapat empat ciri dari 10 ciri yang ada, Fayza menilai bahwa Anda benar-benar sudah terkena toxic positivity.

1. Tidak jujur dengan diri sendiri

Anda tahu jika Anda sebenarnya merasa khawatir, sedih, bahkan membutuhkan waktu untuk menyendiri. Namun, Anda tetap berusaha berpikir positif dan berkata bahwa semuanya baik-baik saja. Hal ini sudah menjadi pertanda bahwa Anda terkena toxic positivity lho!

“Jadi kalau misalnya sebenarnya merasa sedih, khawatir mungkin sama pasangannya enggak dibalas, mungkin pasangannya mungkin pulang malam terus. Tapi enggak apa-apalah kan tetangga aku saja Angkatan Laut ditinggal setahun enggak apa-apa, masa aku, nah ini kan enggak jujur sama diri sendiri,” tegas Fayza.

2. Sulit mengelola emosi

“Tidak membuka diri, bahkan emosi tidak terkontrol. Jadi enggak terbuka dengan diri sendiri dan juga orang lain. Jadi dirinya ini semakin tidak tenang, bahkan emosinya ini menumpuk (sehingga menjadi) tidak terkontrol,” jelasnya.

3. Merasa bersalah karena merasa sedih atau marah

Hal ini biasa terjadi ketika Anda terkena toxic positivity. Padahal emosi yang Anda rasakan adalah hal wajar, namun Anda justru merasa bersalah akan hal tersebut.

“Kita bermasalah dengan klien kemudian kita tuh bilang enggak boleh nih aku entertainer nih, aku harus bikin konten, tetap ngelaksanain tugas aku. (Jadi) enggak boleh merasa sedih atau marah,” terang Fayza.

4. Memilih menghindari masalah

Menurut Fayza jika Anda sudah sampai ke ciri ini, ini adalah pertanda bahaya. Anda lebih memilih untuk menghindar, daripada menyelesaikan masalah itu sendiri hanya agar semuanya baik-baik saja.

“Jadi (misalnya) harusnya kita punya masalah sama teman, mungkin teman ngebayar utang ibarat kata harus bayar Rp500 ribu tapi cuma dibayar Rp200 ribu. (Terus merasa) mungkin dia salah paham tapi kita ya sudah deh, padahal harusnya kita tanya, kita confirm,” tuturnya.

5. Tidak berani menunjukkan ketidakbahagiaan

“Jadi pengen sempurna terus-terusan. Loh aku kan dokter, kan aku psikolog nah itu enggak bagus. Bahkan saya pun (sebagai psikolog) kalau enggak senang, ya nangis saja, enggak apa-apa. Kita manusia biasa kok,” jelas Fayza.

6. Memperolok orang yang kurang positif

Fayza menyebut bahwa pada poin keenam ini, banyak terjadi dan sudah menjadi budaya tersendiri di Indonesia. Ketika seseorang sedang merasa sedih, down, justru diejek dengan orang yang berada di sekitarnya.

“Jadi kalau orang itu sedih enggak positif ini diolok nih, jadi (dibilang) halah gitu aja lebay lo, baper lo,” katanya.

7. Suka membandingkan diri

Kata kunci pada poin ini adalah Anda sering berkata bahwa apa yang Anda alami atau rasakan tidak seberapa. Padahal Fayza menyinggung bahwa setiap orang memiliki kondisi psikis yang berbeda.

“Ada beberapa yang mungkin punya trauma atau mungkin dia takut sama kucing. Loh kucing loh lucu, kenapa kamu kok takut, kamu kok enggak suka seperti itu. (Jadi meremehkan dan mengolok),” jelasnya.

8. Bingung akan apa yang dirasakan

“Aku ini sedih atau apa ya, itu biasanya dari mereka yang berasal dari keluarga yang tidak dibiasakan untuk mengenali emosi. Padahal mengenali emosi itu penting banget untuk kesehatan mental,” tegas Fayza.

9. Bersembunyi di balik kata-kata motivasi positif

Ketika Anda terkena toxic positivity, Anda akan secara terus menerus menekankan pada diri Anda kata-kata motivasi. Hal seperti ini tentu akan berdampak buruk, bahkan orang lain akan menganggap kita fake atau palsu karena tidak menunjukkan emosi kita yang sesungguhnya.

“Ingin jaga image terus-terusan selalu merasa berbunga-bunga. Jadi ini malah jelek sebenernya, jadi orang tuh ngerasa kita fake, jadi malah ngerasa ini orang jujur enggak sih, malah jadi takut orang-orang ngeliat kita. Jadi kalau emang lagi enggak mood, katakan aja,” ungkapnya.

10. Tidak peduli terhadap diri dan sekitar

“Pada ciri yang terakhir ini, kamu bahkan seringkali tidak menyadarinya, sehingga bisa meledak sewaktu-waktu. Jadi itu berbahaya sekali,” kata Fayza menegaskan.

Back to top button