News

Mohammed bin Zayed, Lebih dari Sekadar Sahabat bagi Indonesia

Presiden ke-3 Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed bin Zayed Al Nahyan atau MBZ yang juga merupakan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA memiliki jalinan hubungan yang istimewa dengan Indonesia.

Hubungan MBZ dengan Indonesia tak hanya sekadar diplomasi basa-basi, akan tetapi MBZ justru mendapat ruang penghormatan di mata pemerintah maupun masyarakat Indonesia.

Bahkan, nama MBZ bertengger dan dinobatkan sebagai nama Jalan Tol Jakarta-Cikampek II elevated oleh Presiden Jokowi. Hal ini merupakan aksi balas pantun untuk menjawab pemberian penghormatan saat nama Jokowi juga bertengger sebagai nama jalan di UEA.

Tentu kedekatan Indonesia dengan MBZ tak hanya sekadar kerja sama yang baru dirajut kemarin sore. Tetapi, UEA dan Indonesia memiliki jejak historis sebagai mitra yang nyaris menginjakkan setengah abad, sehingga membuat kedua negara saling mengisi dalam jalinan kerja sama internasional. Terutama, kerja sama di bidang sosial, kebudayaan, dan ekonomi.

Di sisi lain, MBZ juga didapuk sebagai Ketua Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru yang digagas Jokowi. Sebab, Jokowi menilai MBZ telah memprakarsai kota baru Masgar City, Abu Dhabi dengan kilau reputasi kota terbaik di dunia.

Tak hanya memberikan nasihat, MBZ juga diharapkan untuk ikut serta dalam mempromosikan dan membangun kepercayaan investor dunia agar dapat berinvestasi di Indonesia.

Apalagi, UEA telah menancapkan posisinya di puncak teratas negara yang menjadi investor terbesar di Indonesia, terutama dalam bidang ekonomi berupa pembangunan infrastruktur dan sokongan finansial lainnya. Pemerintah UEA akan berinvestasi melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI) milik Indonesia, Indonesia Investment Authority (INA) dengan total nilai investasi sebesar US$10 miliar.

Maka, jalinan kerja sama antara UAE dengan Indonesia terbangun bukan hanya kemitraan sebagai sahabat, tetapi lebih jauh dari hal itu.

Saat bertemu dengan MBZ, Jokowi yang didampingi sejumlah menteri-menteri menyempatkan menyambangi UAE dan pertemuan pun tak jarang menghasilkan jalinan kerja sama antar kedua negara.

Bahkan, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan secara khusus juga pernah menemui MBZ pada Agustus 2022 lalu untuk menawarkan kerja sama pembangunan Ibu Kota Negara yang disambut baik oleh MBZ. Bahkan, MBZ bukan hanya tertarik dalam pembangunan Ibu Kota Negara, melainkan juga tertarik pada investasi restorasi mangrove.

Terbaru, MBZ juga kembali memberikan hadiah istimewa bagi Indonesia, yaitu sebuah masjid yang bernama Masjid Raya Sheikh Al Zayed yang dibangun di atas tanah seluas 3,65 hektare di Solo.

Masjid yang mampu menampung 10 ribu jemaah itu disematkan dengan label nama ayah MBZ yang akan diresmikan Jokowi pada Senin (14/11/2022).

MBZ, Militer, dan Pemimpin Modernis

Putra Mahkota kedua dari Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan atau yang kerap dijuluki Bapak Bangsa UEA telah mengenyam pendidikan di Al Ain dan Abu Dhabi hingga menginjakkan usia 18 tahun. Lalu, pada 1979 MBZ bergabung di Akademi Militer Kerajaan Sandhurst.

MBZ di usia mudanya telah dididik dengan pelatihan pertarungan baju besi, terbang taktis, menerbangkan helikopter, bahkan menjadi pasukan terjun payung. Pada akhirnya, MBZ lulus dan kembali ke UEA untuk bergabung dengan Kursus Pelatihan Perwira di Sharjah, UEA.

Bahkan, saat bergabung, MBZ memegang peran penting sebagai perwira di pasukan elite UEA bernama Amiri, pilot Angkatan Udara UEA hingga menjadi Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA.

Selanjutnya, MBZ juga mengembangkan Angkatan Bersenjata UEA dalam perancangan strategis, struktur organisasi, pelatihan, dan meningkatkan kemampuan pertahanan sesuai dengan arahan dari ayah dan kakaknya.

Pada invasi 1991 di Kuwait, MBZ membeli persediaan senjata yang sangat banyak dari Amerika Serikat untuk berjaga-jaga dari invasi serupa.

Namun, langkahnya diprotes karena dianggap berpotensi menghancurkan stabilitas wilayah. Tetapi, justru Amerika Serikat memandang langkah MBZ merupakan hal yang strategis karena menjalin kerja sama pembelian persenjataan. Di sisi lain, apalagi saat MBZ berhasil membujuk ayahnya menggelontorkan 4 juta dollar Amerika Serikat ke Depkeu AS untuk membiayai perang melawan Irak pada tahun yang sama.

Untuk itu, MBZ pernah dinobatkan sebagai salah satu sosok muslim berpengaruh di dunia dengan kemampuan memetakan dan mengubah kekuatan militer UEA yang dirilis The Muslim 500.

Sebab, MBZ belanja besar-besaran yang tak hanya membeli perangkat keras berupa 80 jet F-16, tetapi MBZ juga mengembangkan industri persenjataan sendiri untuk perangkat keras dan menyiapkan pasukan khusus.

Selanjutnya, pasukan militer UEA juga pernah dikerahkan dalam berbagai konflik di dunia seperti Irak, Somalia, Afghanistan, Libya, dan Yaman. Apalagi, posisi UEA sempat dijadikan sebagai pusat perdagangan senjata global yang menyelenggarakan pameran pertahanan terbesar di dunia.

Kemudian, dalam jalinan kerja sama dengan Amerika Serikat, MBZ juga dikenal memiliki hubungan baik dengan Presiden Obama dan menjadi tokoh sentral yang menengahi kesepakatan nuklir AS-Iran.

Back to top button