News

Minta Maaf, Gibran Ngeles tak Tahu Buku yang Dibagikan Bergambar Jan Ethes


Wakil presiden terpilih sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka akhirnya buka suara terkait keriuhan aksi bagi-bagi buka dengan sampul foto anaknya Jan Ethes, di SDN Margorejo VI, Surabaya, beberapa waktu lalu.

Ia pun meminta maaf jika pembagian buku dengan sampul putra sulungnya itu tidak dikehendaki. “Ya saya minta maaf kalau ada yang kurang berkenan nggih (ya),” tutur dia usai menghadiri acara pengukuhan kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Kamis (13/6/2024).

Gibran berdalih buku tersebut sudah dicetak sebelum dirinya menjabat sebagai Wali Kota Solo. Ia pun kembali meminta maaf kepada masyarakat jika ada yang kurang berkenan dengan pembagian buku tersebut.”Ya, mohon maaf ya. Itu kan bukunya sudah ada dari 4 tahun terakhir,” ujar Gibran lagi.

Diketahui, Gibran membagikan susu, buku hingga gantungan kunci ke anak-anak di SDN Margorejo VI, Surabaya, Kamis (6/6/2024). Uniknya, buku tersebut bergambarkan sang putra, Jan Ethes. Sedangkan gantungan kunci bergambarkan dirinya dengan karakter tokoh kartun Naruto.

“Ini ya adik-adik, ada susu dan buku tulis. Jangan berebut, jangan berebut,” ujar Gibran kepada puluhan siswa di halaman sekolah, Kamis (6/6/2024).

Para siswa-siswi SD yang mengetahui kedatangan Gibran itu langsung bergegas menuju halaman sekolah dan berebut pemberian susu, buku dan gantungan kunci dari Gibran tersebut. Anak-anak SD itu saling berhimpitan berteriak-teriak sambil menjulurkan tangan mereka mendekati Gibran.

Aksi ini pun disentil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada Sabtu (8/6/2024) malam. Hasto menilai perbuatan Gibran merupakan cerminan bagaimana dirinya mendidik anak bangsa. Ditambah, Gibran merupakan Wakil Presiden RI terpilih. “Ya kita mendidik anak kita dengan keteladanan,” katanya.

Hasto bercerita pengalamannya ketika mendapat pembagian buku dari pemerintah. Diakuinya, sampul buku yang diberikan bukan bergambar anak seorang Wakil Presiden terpilih. “Ketika saya kecil buku-buku itu dibagi gambar pahlawan nasional, pahlawan Diponegoro, Jendral Sudirman kemudian Bung Karno, Bung Hatta, Raden Ajeng Kartini. Itu dulu ketika kami kecil,” ujarnya.

Back to top button