Market

Menteri Bahlil Jangan Bangga Dulu, Prestasinya Jauh Ketimbang 2013


Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia jangan bangga dulu meski sukses merealisasikan investasi 2023 sebesar Rp1.418 triliun. Karena tak mampu menyerap tenaga kerja secara signifikan. Jauh ketimbang capaian 2013. 

Mungkin anda suka

Karena, tenaga kerja yang terserap hanya 1,8 juta orang. Atau tiap investasi Rp1 triliun hanya menyerap 777 tenaga kerja. Jauh lebih rendah ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Ibarat kata, investasi besar, pengangguran membludak.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, meski capaian investasi 2023 melebihi target Rp1400 triliun, namun kualitasnya jeblok. Alasannya itu tadi, investasi tidak padat karya.

“Realisasi investasi khususnya penanaman modal asing (PMA) pada kuartal IV dan sepanjang 2023, sejatinya mengalami perlambatan. Hanya tumbuh 5 persen. Sejauh ini, PMA entah dari Singapura atau China (Tiongkok), banyak di sektor hilirisasi,” kata dia, Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Begitu masifnya investasi sektor hilirisai khususnya nikel, kata Bhima, optimal menyelamatkan PMA pada 2023. Hanya saja, saat ini, harga nikel di pasaran internasional anjlok hingga 45 persen secara tahunan (year on year/yoy).

“Ke depan, bisa jadi investasi khususnya PMA pada tahun ini bakal turun. Kesimpulkannya, hilirisasi tidak selamanya bisa meningkatkan investasi asing masuk ke Indonesia,” imbuhnya.

Di sisi lain, kata dia, investasi yang sifatnya padat karya seperti industri tekstil, garmen, pakaian jadi, alas kaki, semakin lama semakin turun daya tariknya. “Padahal, investasi yang padat karya yang berkualitas ini, justru yang dibutuhkan Indonesia,” paparnya.

Untuk mendorong PMA, Bhima menyarankan agar pemerintah harus selektif dalam memberikan insentif. Selama ini, pemerintah terkesan kuat mengobral insentif untuk hilirisasi nikel. Padahal, investasi sektor ini hanya bersifat jangka pendek dan nir kualitas. 

“Jangan hilirsasi yang disasar itu, asal masuk, jangka pendek, dan bahkan menyebabkan gangguan pada tekanan harga di pasar internasional. Seperti yang terjadi di nikel saat ini,” pungkasnya.

Pada Rabu (24/1/2024), Menteri Bahlil begitu bangganya memaparkan capaian investasi 2023 sebesar Rp1.418,9 triliun, atau 101 persen dari target Rp1.400 triliun. Dengan total serapan tenaga kerja sebanyak 1.823.543 orang.

“Di tahun 2023, target kami dinaikkan Presiden menjadi Rp1.400 triliun dan di RPJMN sebesar Rp1.099,8 triliun dan Alhamdulillah tercapai sebesar Rp1.418,9 triliun,” kata Menteri Bahlil.

Investasi besar bukan berarti masalah selesai. Karena, serapan tenaga kerjanya hanya 1,8 juta pekerja. Data Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut korelasi antara investasi dengan penyerapan tenaga kerja, angkanya turun dari tahun ke tahun. Ini yang seharusnya membuat pemerintah cemas dan bisa lebih fokus di tahun berikutnya.

Pada 2013, misalnya, setiap realisasi investasi Rp1 triliun menyerap tenaga kerja sebanyak 4.594 tenaga kerja. Pada 2016, investasi riil Rp1 triliun hanya bisa menyerap 2.271 orang. Pada 2021, investasi Rp1 triliun hanya menyerap 1.340 orang.

Dengan investasi 2023 sebesar Rp1.418,9 triliun hanya menyerap tenaga kerja 1,8 juta. Atau tiap investasi Rp1 triliun hanya 777 pekerja. 

Sementara, angka pengangguran di Indonesia berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023 mencapai 7,86 juta orang. Turun tipis yakni 0,54 persen dibandingkan Agustus 2022 sebanyak 8,42 juta pekerja.

Jadi, apa gunanya investasi sukses besar jika masih banyak saudara, kawan, adik atau anak kita yang masih menjadi pengangguran.

 

Back to top button