News

Membongkar Kejanggalan Pengakuan Putri Candrawathi, Realistiskah Mengaku Diperkosa?

Jumat, 23 Des 2022 – 08:43 WIB

Reza Indragiri - inilah.com

Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mencermati kejanggalan pengakuan Putri Candrawathi pada persidangan lanjutan perkara pembunuhan Brigadir J yang digelar di PN Jaksel. Reza menyampaikan keterangannya di Jakarta, Jumat (23/12/2022). (Foto: Arsip)

Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menyoroti kejanggalan pengakuan Putri Candrawathi soal diperkosa Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J hingga mengaku dibanting  tiga kali. Reza mencermati tidak tampaknya trauma pada diri istri Ferdy Sambo yang mengaku diperkosa Brigadir J itu dalam persidangan lanjutan perkara pembunuhan Brigadir J yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan saat ini.

Reza lantas menganalisis dari pernyataan Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) Reni Kusumowardhani yang menyebut tipe kepribadian Putri Candrawathi berpotensi kuat mengalami tonic immobility ketika terjadi kekerasan seksual.

Tonic immobility yaitu suatu respons di mana seseorang ketika berada di dalam situasi yang menegangkan atau menakutkan justru merespons dengan diam saja atau tidak melakukan apa-apa, seperti tidak berteriak atau kemudian lari, atau tidak melawan. “Respons itu ada yang flight, ada yang fight, ada yang freeze. Nah, ini termasuk yang freeze,” ujar Reni pada persidangan lanjutan perkara tersebut di PN Jaksel pada Rabu (21/12/2022).

Reza menyebut karena Putri Candrawathi tidak menjauh (flight) dari Yosua yang disebut memerkosanya, misalnya dengan berteriak meminta tolong atau melarikan diri dengan keluar dari kamar, maka memang tepat jika Putri Candrawathi digambarkan mengalami freeze. “Dia ‘membeku’, tak mampu melakukan apa pun, ‘lumpuh’ di dalam ruangan tempat dia mengaku diperkosa,” kata Reza dalam keterangannya kepada Inilah.com di Jakarta, Jumat (23/12/2022).

Selain itu, menurut Reza, juga karena dari dalam kamar tidak terdengar ada kegaduhan apa pun sebagai tanda-tanda Putri Candrawathi melawan Yosua, maka disimpulkan Putri Candrawathi juga tidak melakukan fight saat diperkosa.

Namun kemudian Putri Candrawathi ternyata tidak butuh sekian pekan atau sekian bulan atau sekian jam. Hanya dalam tempo beberapa menit setelah ia mengaku diperkosa, muncul keinginannya bertemu Yosua. Dengan kata lain, justru dalam kondisi ketakutan yang amat-sangat dan sakit karena dibanting tiga kali, seketika muncul keberaniannya untuk tidak lagi freeze tapi beralih ke fight terhadap pelaku.

Seakan stamina Putri Candrawathi pulih dan nyalinya menyala-nyala, sehingga  ia tidak lagi freeze, melainkan dalam tempo sesingkat-singkatnya punya kesanggupan untuk melakukan serangan balasan tanpa dibantu siapa pun terhadap si ‘pelaku’. “Masuk akalkah itu?,” ucap Reza merpertanyakan.

Pertanyaan lainnya, lanjut Reza, benarkah pertemuan itu bisa disebut sebagai fight-nya Putri Candrawathi?

Faktanya, kata Reza, pertemuan empat mata selama 15 menit itu berlangsung hening. Tidak ada suara-suara yang mengindikasikan Putri Candrawathi di dalam kamar itu melakukan serangan balik alias fight back terhadap Yosua. “Jadi  apa sesungguhnya yang Putri Candrawathi lakukan itu? Freeze, bukan. Fight juga bukan. Flight pun bukan. Jadi apa? Lebih menukik lagi, serius nih PC trauma akibat pemerkosaan oleh Yosua?,” ujar Reza.

“Juga, wajarkah jika korban perkosaan ingin bertemu pelaku?,” lanjut dia.

Untuk menjawabnya, Reza membahas tahap-tahap pemulihan korban perkosaan. Pertama, mengatasi ketakutan hebat. Jika berhasil, masuklah korban ke tahap kedua, yakni memulihkan ingatan tentang peristiwa traumatis tersebut. Ketiga, membangun kembali relasi sosial.

Tahap ketiga menunjukkan, memang wajar kalau pada diri korban perkosaan terbit keinginan untuk bersosialisasi atau berhubungan kembali dengan orang lain.

Namun karena trauma akibat perkosaan bersifat amat berat, maka niscaya butuh proses yang berat dan waktu yang tidak seketika untuk sampai ke tahap ketiga itu. Dan relasi sosial yang dibutuhkan pasti yang mendukung, memberikan kepercayaan, menyembuhkan, dan relasi positif lainnya.

Tapi dahsyatnya, Reza menekankan bahwa Putri Candrawathi sepertinya hanya butuh beberapa menit setelah diperkosa untuk bisa melalui tahap pertama, kedua, sampai ke tahap ketiga. “Dan di tahap ketiga itu orang lain yang ingin ditemui PC, yang ingin diajaknya bersosialisasi, justru pemerkosanya! Realistiskah itu?,” tegas Reza kembali mempertanyakan.

Back to top button