News

Mata Anies Indonesia Jadi Gerakan Bersama Menyelamatkan Bangsa

Barisan pendukung bakal calon presiden 2024, Anies Rasyid Baswedan terus bertambah dan menguat. Kali ini dukungan mengalir dari kelompok relawan Mata Anies (Manies) Indonesia yang didirikan untuk ikut menjadi bagian integral yang tak terpisahkan dari sebuah gerakan bersama dalam menyelamatkan Indonesia sebagai bangsa dengan kemandiriannya yang kokoh.

Ketua Relawan Manies Indonesia, Muhammad Husen Db. (Debe) menyatakan, salah satu sikap yang penting dalam proses menjaga dan merawat bangsa Indonesia adalah dengan ikut menentukan pemimpin bangsa yang sesuai dengan karakter bangsa. “Indonesia adalah negara besar, negara berkembang dan akan menjadi negara maju,” kata Debe dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Untuk itu, dia menegaskan bahwa mimpi tentang sebuah kepemimpinan bangsa yang memiliki kepekaan terhadap Indonesia dengan segenap kebhinekaannya harus terus dipupuk dan dijaga.

“Maka kita harus ikut terlibat secara aktif menggawangi pemimpin demi terwujudnya Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” ujar Debe yang merupakan bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) Partai NasDem untuk DPRD Provinsi NTT Dapil Flores Timur, Lembata, dan Alor.

Debe yang juga Tenaga Ahli Badan Sosialisasi MPR RI itu melanjutkan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh memiliki kecintaan yang besar terhadap Indonesia yang punya keberagaman, bahkan mimpinya adalah di masa depan akan ada anak-anak Indonesia yang kulitnya hitam, rambutnya keriting menjadi Presiden di Republik ini.

“Mimpi ini menggambarkan betapa Indonesia memiliki kejayaan kebudayaan dan keluwesan karakteristik. Indonesia yang akan menjadi negara paling berpengaruh di mata dunia,” terang Debe.

Pendiri Manies Indonesia ini memandang bahwa penting ada kesadaran kolektif untuk membawa bangsa ini maju dan berkembang. Bersama Sekjen Eko Pranoto dan Bendahara Umum Zulkifli, Debe memilih untuk menguatkan simpul demi sebuah cita-cita mulia memenangkan sosok pemimpin yang ideal.

Dia menegaskan Manies Indonesia telah menentukan sikap sekaligus memilih berjuang bersama dengan bakal calon presiden yang diusung partai politik Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan.

“Ada beberapa alasan mendasar yang melatarbelakangi pilihan ini di antaranya, pertama Pak Anies Baswedan adalah sosok anak bangsa yang cerdas dan kreatif,” ungkap Debe.

Kedua, figur Anies Baswedan merupakan seorang aktivis yang sejak kecil telah menjadi anak yang memiliki tanggung jawab dalam kepemimpinan anak muda. Ketiga, Anies Baswedan merupakan darah daging pejuang bangsa.

Keempat, Anies Baswedan merupakan wajah bagi Indonesia dalam berbagai event dan forum internasional. “Dan kelima, Anies Baswedan membuktikan diri sebagai pelayan rakyat,” tambah dia.

Dari berbagai pertimbangan ini, Debe menekankan, kemudian Manies Indonesia memandang bahwa Indonesia harus diselamatkan dan didelegasikan kepada orang yang patut dan layak memimpin bangsa ini.

Dia melanjutkan, setiap warga negara Indonesia harus menyadari bahwa bangsa ini sejak awal kelahirannya telah merekomendasikan agar kekuatan kolektif harus menjadi pondasi utama. “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, adalah kalimat yang bukan hanya deretan kata tetapi pembuktian atas lahir dan berdiri tegaknya pondasi bangsa,” tegasnya.

“Kita pernah berada di bawah penindasan dan kekejaman penjajahan. Di sana kita benar-benar menjadi asing di tanah kita sendiri. Sejarah ini harusnya menjadi cambuk bagi kita untuk sadar sekaligus peka bahwa kita harus mandiri dan berdiri di kaki sendiri,” sambung Debe.

Ia menyebut sering mendengar pidato monumental yang disampaikan oleh Anies Baswedan sebagai basis argumentasi kekuatan kolektif. Anies Baswedan menyampaikan bahwa banyak orang selalu mengeluh tentang kesenjangan jarak untuk sulit memberikan pemerataan pembangunan.

Debe meyakini dengan kesenjangan jarak membuat kesulitan dalam melakukan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia, padahal jika semua sadar bahwa betapa sangat dekat dan semua posisi memiliki kedekatan yang sama.

“Semua anak bangsa yang ada di bumi Indonesia, maka jaraknya adalah titik nol dari Bumi Pertiwi. Kita semua sama dekatnya dengan Indonesia. Maka semua pembangunan harusnya sama dan sejajar,” tegas Debe.

“Kita harus sadar bahwa yang kita perjuangkan adalah hak demokrasi maka tidak boleh ikut-ikutan merendahkan diri dengan merusak pesta demokrasi ini,” tambah dia.

Untuk itu, kata Debe lebih jauh, seluruh relawan Anies Baswedan adalah relawan yang tidak berbayar. “Bukan karena bayaran yang murah dan tidak ada nilainya, tetapi karena relawan yang tak ternilai harganya, begitu mulianya.”

Anies Baswedan, ungkap dia, juga menyatakan bahwa dalam Pemilu saingan adalah teman dalam demokrasi, sehingga seharusnya saling menghargai bukan saling menjegal. “Seluruh perjuangan adalah sejarah yang hari ini kita catat, esok lusa menjadi cerita yang semoga terus menggembirakan bagi anak cucu kelak,” tuturnya.

Back to top button