News

Masuk Timses Capres, Anggota Muhammadiyah Wajib Nonaktif

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengingatkan soal kewajiban bagi anggota maupun unsur pimpinan PP Muhammadiyah untuk nonaktif dari kepengurusan apabila masuk ke dalam tim sukses (timses) pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

“Sudah ada kebijakan dari PP Muhammadiyah (masuk timses capres-cawapres wajib nonaktif),” kata Mu’ti di Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (17/11/2023).

Mu’ti menjelaskan, PP Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada unsur pimpinan maupun anggota masuk dalam tim sukses capres-cawapres, termasuk maju sebagai calon anggota legislatif. Namun, mereka harus menanggalkan posisinya dalam kepengurusan maupun jabatan yang diemban dalam organisasi, termasuk sebagai rektor perguruan tinggi di lingkungan Muhammadiyah.

“Jadi kalau ada rektor yang menjadi tim sukses mereka nonaktif dari jabatannya, begitu pula kalau ada pimpinan persyarikatan juga mereka harus nonaktif dari jabatannya,” ujar Mu’ti seperti dikutip Antara.

Mu’ti memastikan, setelah seluruh tahapan Pemilu 2024 usai, PP Muhammadiyah mempersilakan mereka kembali menduduki jabatan atau kepengurusan seperti semula.

“Bagi yang menjadi calon anggota legislatif kalau mereka terpilih, maka mereka diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan, apakah kembali sebagai pimpinan persyarikatan atau amal usaha atau mereka memilih aktif penuh sebagai anggota legislatif,” tutur Mu’ti.

Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Izzul Muslimin menambahkan, aturan itu berlaku dan harus dipatuhi seluruh pengurus mulai dari jenjang pimpinan pusat hingga level ranting.

“Sehingga tidak perlu ada satu semacam tarik-menarik gitu ya sehingga mudah-mudahan bisa dipahami,” kata dia.

Izzul juga mengingatkan seluruh warga persyarikatan soal silaturahmi di lingkungan Muhammadiyah sepatutnya tidak terganggu dengan agenda Pemilu 2024.

“Jangan membawa persoalan politik itu di lingkungan dalam Muhammadiyah. Silakan punya pilihan dan punya preferensi politik yang berbeda-beda tetapi di lingkungan Muhammadiyah kita tetap satu sebagai warga Muhammadiyah,” ucap dia menegaskan.
 

Back to top button