News

Temuan 52 Juta Data DPS Aneh, Disebut KPU sebagai Tuduhan yang Mengada-ada

Ketua Divisi Data dan Informasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Betty Epsilon Idroos menanggapi soal temuan 52 Juta data Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang diduga aneh. Menurutnya, hal tersebut adalah upaya untuk delegitimasi penyelenggara pemilu.

“KPU menyadari bahwa menjelang pemilu akan banyak tuduhan terhadap KPU atas data yang aneh sebagai salah satu upaya delegitimasi penyelenggaraannya,” kata Betty dalam keterangan tertulisnya kepada Inilah.com, diterima di Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Betty menegaskan, publik harus meyakini bahwa tuduhan tersebut tidak valid. Mengingat perjalanan dalam pemutakhiran data pemilih, yang melewati beberapa tahapan dilakukan secara terbuka.

“Selama perjalanan pemutakhiran data pemilih dari satu tahapan ke tahapan yang lain dilakukan secara terbuka, mulai dari penetapan pada tingkat PPS (desa/kelurahan) berjenjang naik sampai dengan rekapitulasi secara nasional di KPU,” jelas dia.

Bahkan, Betty menambahkan, publik juga bisa turut memberikan pantauan secara langsung melalui website resmi KPU yang sudah tersedia. “Terhadap informasi publik, KPU juga melakukan transparansi atas data pemilih yang ditunjukkan melalui website cekdptonline.kpu.go.id. Dalam masa pemberian masukan dan tanggapan, Pemilih juga dapat melaporkan diri melalui kanal laporpemilih.kpu.go.id,” tutur Betty.

Sebelumnya, juru bicara Perkumpulan Warga Negara untuk Pemilu Jurdil, Dendi Susianto, mengungkapkan pihaknya telah menemukan 52 juta data aneh dalam DPS Pemilu 2024.
Dendi menjelaskan, bahwa data tersebut ditemukan setelah pihaknya meneliti data DPS berjumlah 205.768.061 yang diterima oleh partai politik.

Dari data yang diterima tersebut, kata Dendi Susianto, pihaknya langsung menelitinya dan menemukan 25,3 persen data aneh. “KPU mengirim ke partai politik berupa salinan DPS Pemilu 2024 dalam bentuk soft copy excel CSV. Setelah meneliti data DPS kami menemukan 52.048.328 atau 25.3 persen data janggal,” kata Dendi saat jumpa pers di kawasan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2023).

Beberapa kejanggalan yang ditemukan, tutur dia, beragam. Mulai dari usia, kesamaan identitas hingga alamat tempat tinggal yang tidak jelas. Kesimpulannya, data DPS yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sangat minim informasi.

Adapun temuan Perkumpulan Warga Untuk Pemilu Jurdil diantaranya adalah sebagai berikut:

-Umur di bawah 12 tahun sebanyak 35.785
-Umur di atas 100 tahun sebanyak 13.606
-Nama kurang dari 2 huruf terdapat 14.000
-Nama mengandung tanda tanya ada 35
-RW-nya 0 sebanyak 13.344.569
-RT-nya 0 sebanyak 616.874
-RT dan RW-nya 0 sebanyak 35.905.638
-Identitas sama (nama, KPU ID, RT, RW, TPS semua sama) sebanyak 2.120.135

Back to top button