Market

Manfaatkan AI, BTN Jaga Pertumbuhan dan Kredit Bermasalah


Kecepatan dan akurasi teknologi digital terus dioptimalkan kalangan industri perbankan, termasuk penggunaan kecerdasan buatan atau (Artificial Intelligence/AI).

Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Nixon LP Napitupulu mengakui manfaat besar AI yang memberdayakan big data dan machine learning, untuk memperkuat bisnis serta manajemen risiko. 

“Dengan transformasi digital yang dilakukan, BTN berharap untuk menjadi lebih terhubung dengan pelanggan, menghadirkan layanan yang lebih personal, dan merangkul perubahan menuju dunia digital,” kata Nixon, Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Dia bilang, penerapan AI menjadi salah satu perjalanan transformasi teknologi informasi (IT), khususnya big data, yang merupakan rangkaian strategi BTN menuju advanced AI-data driven, yang juga disertai dengan pembaharuan dan implementasi teknologi terkini untuk ekosistem big data.
 
Direktur IT BTN, Andi Nirwoto menambahkan, implementasi AI menjadi bagian langkah strategis BTN menjadi bank perumahan terbaik di Asia Tenggara. 

Saat ini, lanjutnya, penerapan AI menghasilkan berbagai business insight dan hypersegmentation yang mengelompokkan nasabah dalam grup spesifik nan presisi. Dengan begitu, BTN dapat memberikan solusi finansial yang terpersonalisasi kepada nasabah sesuai dengan kebutuhannya.

“Lebih jauh lagi, penerapan AI yang sudah kami lakukan juga mampu meningkatkan loyalitas dan engagement dengan nasabah. Semua itu sejalan dengan komitmen BTN untuk senantiasa menjadi one stop mortgage solution bagi nasabahnya,” kata Andi.

Beberapa bagian bisnis BTN yang menerapkan AI antara lain penentuan segmentasi nasabah, kegiatan cross-sell dan up-sell produk simpanan, kredit, maupun investasi, aktivitas digital campaign hingga program terkait retensi dan winback.

Dengan menggunakan AI, semua proses informasi, promosi, hingga penawaran produk bisa dijalankan dengan tepat sasaran dan sesuai dengan profil serta kebutuhan nasabah.

Selain mendorong pertumbuhan bisnis, BTN juga menggunakan AI untuk manajemen risiko perbankan seperti credit scoring, early warning system, dan yang terbaru adalah probability of default yang berfungsi untuk menjaga kolektabilitas nasabah tetap lancar selama menjadi kreditur di BTN.

Dalam pelaksanaan model probability of default tersebut, BTN memanfaatkan talkbot sebagai salah satu channel untuk berinteraksi dengan nasabahnya.

Perseroan mencatat, penerapan AI memberikan dampak signifikan untuk pertumbuhan bisnis. Hal itu terefleksi dari pertumbuhan kredit kuartal I-2024 sebesar 14,8 persen menjadi Rp344,24 triliun, dibandingkan kuartal I-2023 sebesar Rp288,74 triliun. 

Kemudian, tingkat dana murah (current account and saving account/CASA) BTN juga tumbuh 7,1 persen menjadi Rp178,6 triliun dibandingkan dengan Rp166,8 triliun pada kuartal I 2023.

Dari segi manajemen risiko, BTN mampu menjaga kualitas kredit menjadi lebih baik. Kuartal I-2024, porsi kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross turun menjadi 3 persen dibandingkan 3,54 persen pada kuartal I-2023. 
 

Back to top button