Kita pasti familiar dengan kacang mede sebagai cemilan. Namun lebih dari itu, kacang mede juga banyak digunakan dalam makanan Indonesia sebagai saus kacang atau kue.
Selain itu, kacang mede juga bisa dijadikan sebagai susu. Hal tersebut karena, sebagian besar lemak dalam kecang mede adalah lemak sehat atar lemak tidak jenuh.
Lemak tidak Jenuh nabati juga dikaitkan dengan manfaat menurunkan risiko penyakit jantung.
Ahli gizi Ainy Suchianti, S.Gz menjelaskan kacang mede juga kaya akan zat gizi penting. Kacang ini memiliki kandungan tembaga (copper) empat kali lebih banyak dibandingkan kacang kedelai.
“Kacang mede juga memiliki kandungan asam folat dan magnesium yang baik bagi kesehatan,” kata ahli gizi Arummi Cashew Milk, Jakarta, Sabtu (18/05/2024).
Berikut adalah Manfaat Kandungan Kacang Mede untuk Kesehatan:
Tembaga
Tembaga punya berbagai manfaat bagi tubuh.
“Tembaga berperan dalam fungsi sistem kekebalan tubuh, mendukung kerja sistem saraf dan pembuluh darah,” paparnya.
Asam folat
Asam folat merupakan zat gizi penting yang harus dipenuhi oleh perempuan usia subur baik yang belum berencana untuk hamil maupun yang sedang mempersiapkan kehamilan.
Ini karena asam folat bermanfaat untuk mencegah anemia.
“Kekurangan asam folat memengaruhi pembentukan sel darah merah sehingga produksi sel darah merah berada di bawah normal,” ujarnya.
Sedangkan untuk ibu hamil, asam folat bermanfaat untuk mencegah cacat lahir.
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan gangguan pada otak bayi (anensefali), cacat lahir serius yang menyebabkan bayi terlahir tanpa sebagian otak dan tengkorak dan tulang belakang (spina bifida), kelainan bawaan yang menyebabkan tulang belakang serta sumsum tulang belakang tidak terbentuk sempurna.
“Penting untuk mengonsumsi makanan tinggi asam folat selama hamil dan menyusui, sesuai dengan rekomendasi Angka Kecukupan Gizi tahun 2019. Terdapat penambahan 200 mikrogram selama hamil dan 100 mikrogram selama menyusui,” tambahnya.
Magnesium
Magnesium penting untuk kesehatan dan kekuatan tulang. Asupan magnesium yang cukup dapat mengurangi risiko pengeroposan tulang (osteoporosis).
“Penelitian menemukan bahwa perempuan yang mengalami osteoporosis memiliki kadar magnesium yang lebih rendah dibanding perempuan yang tidak menderita osteoporosis,” paparnya.
