Market

Malas Bangun Smelter dan Cemari Lingkungan, Pengamat UGM: Jokowi Seharusnya Berani Lawan Freeport


Pengamat ekonomi energi dari UGM, Fahmy Radhi mendesak pemerintahan Jokowi tidak lembek menghadapi PT Freeport Indonesia (PTFI/Freeport). Tambang asal AS itu, jelas-jelas merugikan negara karena lamban membangun smelter, dan kerusakan lingkungan.

Mungkin anda suka

“Kan sudah ada audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menyebut Freeport merugikan negara 501,94 juta dolar AS. Atau setara Rp7,7 triliun, karena tak serius membangun smelter di Gresik, Jawa Timur. Harusnya itu ditagih, bukan lantas banyak pejabat memuji Freeport. Sejak SBY, Freeport itu malas membangun smelter yang diwajibkan UU Pertambangan Minerba,” kata Fahmy di Jakarta, Senin (18/12/2023).

Salah satu bentuk ketidakseriusan Freeport membangun smelter, lanjut Fahmy, penyampaian laporan verifikasi pembangunan smelter yang dijadwalkan pada Agustus 2020-Januari 2021, tidak dilakukan. Freeport baru menyampaikan laporan itu pada Maret 2022. Atau molor setahun lebih.

“Kemarin Jokowi berani melawan WTO, terkait setop ekspor nikel mentah. Nah, saat berhadapan dengan Freeport, terlihat lemah. Tagih itu kerugian negara dari temuan BPK. Ingat, Freeport itu sudah lebih 50 tahun mengeruk kekayaan alam Indonesia, lho,” tegasnya.

Kalau kerugian negara dari keterlambatan smelter Freeport tak tertagih, kata Fahmy, kasusnya sama dengan 2016. Kala itu, BPK menyebut adanya potensi kerugian negara Rp185 triliun dari operasional Freeport.

Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I-2016, pemerintah menanggung kerugian negara Rp185 triliun, karena kerusakan lingkungan. Di mana, sebesar Rp166 triliun akibat kerusakan lingkungan laut, Rp8,2 triliun dari kerusakan ekosistem estuari dan Rp10,7 triliun dari kerusakan di darat.

Selain persoalan kerusakan alam karena limbah pertambangan itu, Freeport melanggar peraturan perundangan karena menggunakan kawasan hutan tanpa izin pinjam pakai kawasan hutan, seluas 4.535,93 hektare. “Tapi sampai saat ini, tidak ada kabarnya kan? Seharusnya terus dikejar kerugian itu,” kata Fahmy.

 

Back to top button