News

LSI Denny JA: Lahir Sebelum Reformasi, PPP Tidak Jadi Partai Besar

Selasa, 07 Feb 2023 – 16:47 WIB

LSI Denny JA

Dua Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman dan Ardian Sopa memaparkan hasil survei partai politik jelang Pemilu 2024 di Jakarta, Selasa (7/2/2023). (Foto: Inilah.com/ Dea Hardianingsih)

LSI Denny JA menyebut bahwa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan satu satunya partai politik yang lahir sebelum era Reformasi tetapi tingkat keterpilihannya masih rendah.

Direktur SIGI – LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan kategori kelahiran partai politik, yaitu PDIP, Golkar, dan PPP merupakan partai yang lahir sebelum reformasi.

“PPP satu satunya partai yang lahir sebelum reformasi yang tidak menjadi partai besar, kata Ardian dalam jumpa pers di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (7/2/2023).

Pasalnya, survei LSI Denny JA menunjukkan tingkat keterpilihan PPP belum mencapai 10 persen. Artinya, PPP masih masuk kategori partai kecil.

Survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden dengan metode multistage random sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara tatap muka dengan kuesioner. Dengan margin of error sebesar 2,9 persen, survei ini dilaksanakan pada 4 hingga 15 Januari 2023.

Hasilnya, PDIP menjadi partai politk dengan elektabilitas tertinggi sebesar 22,7 persen, diikuti oleh Partai Golkar dengan 13,8 persen, dan Partai Gerindra 11,2 persen.

“PDIP, Golkar, dan Gerindra dikategorikan sebagai partai besar dengan dukungan lebih dari 10 persen,” ungkap Ardian.

Di klaster partai menengah, survei ini menunjukkan bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memiliki elektabilitas sebesar 8 persen, Partai Demokrat 5 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,9 persen, dan Partai NasDem 4,4 persen.

“PKB, Demokrat, PKS, dan NasDem dikategorikan sebagai partai menengah dengn dukungan sekitar 4 hingga 10 persen,” ujar Ardian.

Kemudian, LSI Denny JA juga mengungkapkan elektabilitas Partai Perindo sebesar 2,8 persen, PPP 2,1 persen, dan Partai Amanat Nasional (PAN) 1,9 persen.

Ketiga partai politik tersebut dikategorikan menjadi partai kecil yang memiliki dukungan sekitar 1 sampai 4 persen.

Pada klaster terbawah, ada delapan partai politik yang dikategorikan sebagai partai nol koma. Artinya, dukungannyang mereka miliki kurang dari satu persen.

Adapun partai-partai yang masuk kategori partai nol koma ialah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,5 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,3 persen, Partai Garuda 0,3 persen, Partai Ummat 0,3 persen, Partai Hanura 0,1 persen, Partai Buruh 0,1 persen, Partai Gelora 0,1 persen, dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 0,1 persen.

Back to top button