News

Lomba Qawaid Fiqhiyyah hingga Kitab Kuning, Inisiatif PBNU Modernisasi Pendidikan Pesantren

Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) mengambil langkah monumental dalam rangka menyambut Hari Santri 2023. Sebuah grand final perlombaan yang mencakup qawaid fiqhiyyah, syair nadham berbahasa Arab, dan mengajar kitab kuning telah digelar di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.

Menurut Ketua RMI PBNU, KH Hodri Ariev, lomba ini bukan sekadar kompetisi membaca, tetapi juga mencakup kompetisi mengajar kitab kuning. 

“Ini tentu satu tingkat lebih tinggi dari lomba-lomba di luar komunitas Nahdlatul Ulama,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/10/2023).

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, menambahkan bahwa penyelenggaraan lomba ini bertujuan untuk mendorong inovasi dalam pembelajaran kitab kuning. Diharapkan, lomba ini akan membuat pembelajaran kitab kuning lebih cepat dan mudah, sehingga semakin banyak santri yang terampil dalam membacanya.

Pemenang dari masing-masing kategori dijadwalkan akan diumumkan hari ini, dan mereka akan berangkat ke Surabaya untuk menghadiri puncak peringatan Hari Santri 2023.

Sedangkan pemenang dari tiga lomba lain — melukis digital wajah kiai, fotografi pesantren, dan film pendek — dijadwalkan akan diumumkan besok, 20 Oktober 2023.

Dalam lomba mengajar kitab kuning, 10 peserta berhasil lolos ke babak final dari 155 pendaftar. Untuk lomba Qowaidul Fiqhiyyah, 10 peserta terbaik terpilih dari 288 pendaftar, dan dalam lomba syair nadham bahasa Arab, 5 peserta lolos ke grand final dari 36 pendaftar.

KH Hodri Ariev menjelaskan bahwa tujuan dari lomba ini adalah untuk memfasilitasi pemahaman kaidah-kaidah fiqih, dan bagaimana menerapkannya dalam menangani masalah aktual. 

“Ini digelar untuk mendorong para santri dan pesantren dalam memahami dan merespon masalah yang terjadi,” katanya.

Tujuan lain adalah untuk menumbuhkan apresiasi terhadap intelektual dan sastra Arab yang saat ini kurang diminati. Oleh karena itu, KH Hodri berharap bahwa lomba ini akan menjadi sebuah ajang kompetisi yang menunjukkan berbagai metode pembelajaran yang telah berkembang di berbagai pesantren.

“Kami berharap adik-adik santri memiliki kemampuan memahami agama Islam yang harmonis dengan tradisi dan budaya lokal Nusantara,” pungkasnya.

Back to top button