News

Merasa Dikhianati, Elite Demokrat Ramai Sebut Anies Pengecut

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief turut berkomentar keras terhadap munculnya duet, Bacapres Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Melalui laman twitter (X) pribadinya pada akun @Andiarief__, dirinya pun menyebut Anies sosok yang pengecut.

“Saya tidak menyangka @aniesbaswedan berdarah dingin, tapi pengecut,” cuit Andi dikutip di Jakarta, Jumat (1/9/2023).

Tak hanya itu, Andi juga menyebut Anies sebagai seorang pembohong.”Surat capres @aniesbaswedan, selama ini kita mengkritik pemimpin yang membohongi rakyat. Akan ada yang lebih dahsyat bohongnya?,” ucap dia.

Secara terpisah, Wasekjen Partai Demokrat Imelda Sari turut mencuitkan kemarahannya terhadap Anies, di akun twitternya (X) @isari68 sambil mengunggah bukti surat, ketika Anies meminta AHY untuk mendampingi sebagai cawapres.

“Surat capres @aniesbaswedan kepada Ketum @AgusYudhoyono tanggal 25 Agustus 2023. Sejarah akan membuktikan siapa yang berkhianat kepada komitmen Piagam KPP,” imbuh Imelda.

Begitu pula, Deputi Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution melalui laman twitter (X) pribadinya di akun @syahrial_nst turut menyinggung pengkhianatan yang telah dilakukan oleh Eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.

“Pengkhianatan dalam politik sering terjadi. Dalam batas-batas yang logis bisa dijustifikasi, karena kepentingan. Namun, sikap pengecut melekat dalam darah dan daging,” tegas Syahrial.

“Contohnya, tinggal gelanggang yang dilakukan @aniesbaswedan terhadao pak @SBYudhoyono dan @pak_JK. Kecewa, No! Menyayangkan, yes!,” pungkasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya mengakui bahwa berdasarkan informasi yang ia terima dari juru bicara (Jubir), bacapres Anies Baswedan, Sudirman Said menyebut bahwa Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah membuat kesepakatan kerja sama politik terkait Pilpres 2024.

“Bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh,” terang Riefky dalam keterangan resmi yang diterima Inilah.com di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Ia menyebut bahwa Demokrat “dipaksa” untuk menerima keputusan yang secara sepihak tersebut. Keputusan sepihak NasDem ini dia nilai sebagai bentuk pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang sudah disepakati bersama.

“Menyikapi hal itu, Partai Demokrat akan melakukan rapat Majelis Tinggi Partai untuk mengambil keputusan selanjutnya. Sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat tahun 2020, kewenangan penentuan koalisi dan Capres/Cawapres ditentukan oleh Majelis Tinggi Partai,” ungkap dia.

Back to top button