Market

Lepas Ekspor 6.700 Sepatu ke Belanda, Mendag Zulhas Dukung Perusahaan Padat Karya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan dukungan penuh kepada perusahaan-perusahaan berorientasi ekspor dan padat karya. Hal itu bakal berkontribusi signifikan pada kenaikan cadangan devisa dan surplus neraca perdagangan.

Mendag Zulhas, sapaan akrabnya menyatakan dukungan tersebut saat kunjungan ke pabrik dan pelepasan Ekspor Alas Kaki ‘Nike’ oleh PT Pratama Abadi Industri ke Belanda, di Tangerang, Selasa (13/9/2022).

“Nike ini merupakan perusahaan yang bergerak di sektor riil dan berorientasi ekspor. Selain itu, Nike juga merupakan perusahaan padat karya,” ucap Mendag yang antusias datang dalam peluncuran ekspor alas kaki itu. Dirjen PEN dan Stafsus Kemendag Bara Hasibuan mendampingi Mendag.

Kegitan tersebut dihadiri Pilar Saga Ichsan, Wakil Walikota Tangerang Selatan; Joseph Warren, Presiden Direktur Nike Indonesia; Azlina Sulaiman, Vice President, Government and Public Affairs, for Nike Asia Pacific and Latin America; Seo Yeong Yul, Owner PT Pratama Abadi Industri; Duck Woo Kim, CEO PT Pratama Abadi Industri; Yeong Tae Sohn, President Director PT Pratama Abadi Industri; Devi Kusumaningtyas, Director of Government and Public Affairs, for Nike Indonesia, Malaysia, Philippines, South Asia; dan para pejabat eselon 1 dan 2 Kemendag.

Lepas Ekspor 6.700 Sepatu Nike, Zulhas Dukung Perusahaan Padat Karya - inilah.com
(Foto: Humas Kemendag)

Nilai transaksi dari ekspor alas kaki tersebut mencapai sebesar US$211.518. Angka ini setara Rp3,14 miliar mengacu pada kurs rupiah Rp14.862 per dolar AS. Nilai tersebut terkontribusi dari 6.700 pasang sepatu Nike AirMax Plus.

Pengiriman ini adalah yang ke-99 di 2022, dengan total ekspor dari awal tahun hingga saat ini mencapai US$12,8 juta. “Sampai saat ini, Nike Indonesia mempekerjakan 43 ribuan karyawan,” sambung Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Namun, Mendag, mengakui produksi Nike Indonesia masih berpusat di Pulau Jawa. “Ini karena di Pulau Jawa infrastrukturnya yang mendukung dibandingkan pulau-pulai lain di luar pulau Jawa, seperti pelabuhan, jalan, pabrikan, dan lain-lain,” papar dia.

Ia juga mengaku bangga atas kinerja perdagangan yang terus menunjukan tren surplus. Sepanjang 2021, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$35,34 miliar. Nilai surplus tersebut merupakan rekor tertinggi sejak 15 tahun terakhir.

Momentum tersebut berlanjut, di mana pada periode Januari-Juli 2022, kinerja ekspor  mencatatkan surplus sebesar US$29,17 miliar.

Lepas Ekspor 6.700 Sepatu Nike, Zulhas Dukung Perusahaan Padat Karya - inilah.com
(Foto: Humas Kemendag)

Lebih jauh Mendag menjelaskan, Nike telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pusat produksi. Ini dilakukan melalui kemitraan dengan sebanyak 38 pabrik di Indonesia. “Kemitraan seperti ini akan mendorong Indonesia untuk menjadi bagian dari rantai pasok global industri alas kaki,” ucapnya.

Dalam perdagangan alas kaki global, Indonesia merupakan Eksportir Alas Kaki pada urutan ke-6 dunia, dengan porsi 3,88% (2021). Trend nilai ekspor alas kaki Indonesia ke dunia menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 4% selama periode 5 tahun (2017-2021).

Sementara pertumbuhan ekspor tahun lalu meningkat pesat 28,38% dibandingkan 2020 atau sebesar US$6,16 miliar. Ini melampaui nilai ekspor pada 2019 (sebelum pandemi COVID-19) sebesar US$4,40 miliar.

Lima besar negara tujuan utama tumbuh cukup pesat, yakni Amerika Serikat (ekspor naik 50,8%), Belgia (naik 66,1%), RRT (naik 6,9%), Jerman (naik 55,3%), Jepang (naik 18,4%). “Hal ini menunjukkan bahwa kinerja ekspor alas kaki Indonesia ke dunia terus mengalami peningkatan nilai dan mampu memanfaatkan peluang pasar dunia,” papar Mendag.

Sementara Belanda merupakan negara tujuan ekspor urutan ke-8 dengan nilai ekspor pada 2021 sebesar US$152 juta. Pada periode Januari-Juni 2022, nilai ekspor Alas Kaki Indonesia ke Belanda mencapai US$99,04 iuta. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 29,65% dari nilai di periode yang sama tahun sebelumnya yaitu US$76,42 Juta.

Namun, Mendag mengakui masih adanya hambatan alias barrier terkait ekspor. “Saya memahami bahwa bea masuk produk alas kaki di negara-negara Uni Eropa masih cukup tinggi. Daya saing produk Indonesia pun jadi lebih rendah dibandingkan negara-negara penghasil lainnya yang memiliki FTA (Free Trade Agreement),” timpal Mendag.

Untuk itu, Zulhas telah meminta agar perundingan dagang antara Indonesia dengan Uni Eropa melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Menyeluruh Indonesia dan Uni Eropa (IEU CEPA) dapat diselesaikan dengan segera. “Perundingan itu saat ini masih berjalan,” tuturnya.

CEPA, ditegaskan Mendag, adalah toll way atau jalan toll bagi akses pasar produk Indonesia, termasuk alas kaki. “Saya berterima kasih atas dukungan Nike selama ini yang cukup aktif mendorong agar perudingan IEU CEPA dapat selesai cepat. Pemerintah berupaya menyegerakan (FTA) terutama untuk negara-negara tujuan ekspor di Uni Eropa, termasuk Belanda,” tuturnya.

Di atas semua itu, Mendag memberikan apresiasi dan terima kasih atas kerja sama kemitraan Nike Indonesia dan puluhan pabrik di Tanah Air. “Saya berharap ke depan akan terjalin sinergi yang semakin baik,” imbuhnya.

Back to top button