News

Kritik Unggahan Akun Twitter PDIP, Pakar: Berpolitik Harus Santun Jangan Memecah

Unggahan akun Twitter PDIP menuai polemik. Sebab, utasannya dinilai janggal hanya memuat wajah bacapres Ganjar Pranowo dan istri serta Suharso Monoarfa dan istri. Padahal pada foto aslinya, dalam gambar tersebut juga ada bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dan istri.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai unggahan tersebut kurang pantas, sebab seharusnya PDIP tetap menampilkan foto secara utuh agar bisa mengajarkan esensi dari slogan ‘berbeda tapi tetap guyub’. Selain itu, Ujang juga menyoroti caption dalam unggahan tersebut yang dinilainya menciptakan narasi yang sarat dengan kepentingan kampanye bacapres PDIP Ganjar.

“Kita jaga persatuan bangsa, terutama untuk bacapres dan bacawapres, kita tidak mendukung siapa pun tapi konteksnya adalah bagaimana membuat narasi positif untuk kepentingan bangsa dan negara. Paling tidak membuat narasi positif untuk kepentingan pribadinya, kelompoknya atau partainya silahkan yang penting jangan membuat narasi negatif,” ujar Ujang kepada Inilah.com di Jakarta, Jumat (30/6/2023).

Ujang tidak mau menyatakan unggahan tersebut termasuk pelanggaran etika atau tidak. Menurutnya, masyarakat sudah lebih paham untuk menjawab isu seperti ini apakah melanggar etika dalam berpolitik atau tidak.

“Apakah melanggar etika dalam politik? tentu etika dan moral punya standarnya sendiri, ketika itu tidak cocok dengan narasi publik atau keinginan publik dan tidak sesuai dengan ketentuan aturan maka etika moral itu tidak dijaga. Etika moral kan terbentuk dari hasil interaksi dengan masyarakat,” jelas dia.

Ganjar Pranowo Laksanakan Ibadah Haji Bersama Keluarga di Tanah Suci Makkah

Bakal capres usungan PDI Perjuangan Ganjar Pranowo melakukan ibadah haji bersama keluarganya ke tanah suci Makkah, Arab Saudi.

Ibadah Haji di Tanah Suci, Ganjar Pranowo Dijamu Kerajaan Arab Saudi… pic.twitter.com/Lrd70sWilq

— PDI Perjuangan (@PDI_Perjuangan) June 27, 2023

“Jadi saya melihatnya apakah ini melanggar etika politik atau tidak, saya rasa masyarakat sudah paham untuk menjawab ini. Saya melihatnya kurang cocok aja atau kurang pantas aja dilakukan oleh siapa pun. Karena kita harus menjaga kesatuan dan persatuan dalam politik, setidak suka apapun dengan pihak lain, kita tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak baik,” sambungnya.

Ketika ditanya apakah ini ketakutan berlebihan yang ditunjukan oleh PDIP, Ujang memilih menjawab secara diplomatis. “Saya tidak tahu maksud dari postingan itu, apakah ketakutan dari PDIP atau tidak. Saya melihatnya bisa iya dan bisa tidak. Takut, mungkin kalau Anies yang jadi presiden. Bisa juga tidak karena PDIP partai yang besar,” katanya.

Terlepas dari itu, Ujang mengharapkan para kontestan untuk Pemilu 2024 harus membangun narasi-narasi positif untuk menjaga keberlangsungan bangsa. “Jadi kita harus biasakan, sekencang apapun rivalitas atau perbedaan maka kita harus tetap berkepala dingin, jangan membuat narasi-narasi negatif. Kita jaga bangsa ini dengan membangun narasi yang positif,” pungkasnya.

Sementara itu, utasan tersebut juga mendapat protes keras dari sejumlah warganet. Mereka mempertanyakan mengapa admin akun Twitter PDIP sampai tega mengedit foto asli yang memuat kebersamaan dua bacapres yang bersaing menjadi hanya memajang foto Ganjar. Adapun foto Anies dihilangkan. “Yang ngedit ngecrop hatinya busuk banget,” kata pemilik akun @CakKhum.

Akun @QuartyRudiq memajang dua foto asli yang menampilkan Ganjar, Suharso, dan Anies dalam satu frame. Dia mempertanyakan niatan akun PDIP yang mengedit foto tersebut dengan mengabaikan etika.

Back to top button