Market

Semen Indonesia Maksimalkan Utilisasi Produksi Sebesar 75 Persen

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menyatakan fokus perseroan untuk memaksimalkan utilisasi alias pemanfaatan dan penggunaan produksi di level sekitar 75 persen. Angka ini merupakan level yang dianggap cukup optimal bagi emiten berkode saham SMGR itu.

“Kalau memang market domestik pertumbuhannya tidak sesuai ekspektasi, kita akan ready untuk melakukan ekspor ke market yang memang sudah jadi destinasi atau captive market. Ujungnya yang terpenting adalah kita tetap melakukan operational excellence,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG, Andriano Hosny Panangian di Semarang, Jumat (16/12/2022).

SIG pun memproyeksikan permintaan semen pada tahun depan akan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19. “Tahun depan ekspektasi kita, kita lihat harusnya dari sisi demand itu ada peningkatan,” ujarnya.

Ia menilai pada tahun ini sebenarnya sektor properti mengalami kenaikan namun didominasi pembelian properti yang sudah jadi atau setengah jadi.

“Karena saat pandemi COVID-19 itu properti stagnan, sehingga memang pembelian properti itu banyak inventori properti yang sudah jadi di mana kebutuhan akan semen tidak sebanyak kalau kita bangun dari cash,” ujar Andriano.

Lebih jauh ia menjelaskan, perseroan berupaya meningkatkan kapabilitas dalam memenuhi permintaan semen dan mendukung kelancaran penyediaan dan distribusi pasokan semen yang memadai untuk pembangunan nasional.

Hal itu dilakukan dengan penguatan posisi perusahaan BUMN Semen melalui integrasi BUMN Sub-Klaster Semen antara SIG dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR).

Bergabungnya Semen Baturaja menjadi bagian dari SIG, Andriano berharap, dapat meningkatkan kapabilitas dalam memenuhi permintaan semen dan memperkuat posisi BUMN Sub Klaster Semen dalam menghadapi kondisi pasar yang kompetitif.

Integrasi Semen Baturaja ke dalam SIG dilakukan melalui mekanisme Penambahan Modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan sebesar 51,01 persen, pemerintah akan mengambil bagian dalam aksi korporasi itu.

Hal itu dilakukan melalui transaksi inbreng dengan mengalihkan sebanyak 7,5 miliar saham Seri B atau mewakili 75,51 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SMBR.

Back to top button