News

Konflik Agraria di Kalteng Makan Korban, Komnas HAM Buka Suara

Konflik agraria kembali memakan korban jiwa, peristiwa kekerasan ini terjadi antara warga Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan PT Hamparan Masawit Bangun Persada pada Sabtu (7/10/2023).

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Uli Parulian Sihombing menyatakan turut prihatin. Ia memastikan bahwa lembaganya secara proaktif, tengah melakukan pemantauan konflik agraria ini.

“Menyampaikan keprihatian dan dukacita yang mendalam atas peristiwa tersebut. (Kami) menyesalkan tindakan kekerasan yang mengakibatkan adanya korban meninggal dunia, dan luka berat,” jelas Uli dalam keterangan yang diterima Inilah.com di Jakarta, Minggu (8/10/2023).

Komnas HAM juga akan melakukan penyelidikan atas insiden kekerasan ini, bahkan meminta Kapolda Kalteng untuk melakukan penegakan hukum, terhadap anggota kepolisian atau pihak-pihak lain yang melakukan kekerasan, sehingga mengakibatkan jatuhnya korban meninggal dunia, dan luka berat.

“(Kemudian kami) meminta Polda Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Seruyan serta seluruh masyarakat untuk menjaga situasi tetap kondusif. (Dan kami) mendorong semua pihak untuk tidak melakukan tindakan kekerasan, serta mengutamakan dialog untuk mencari solusi atas permasalahan ini,” tutur Uli.

Diketahui, terjadi peristiwa kekerasan yang berasal dari konflik agraria terjadi di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Aparat kepolisian diduga menembaki warga yang sedang melakukan aksi menuntut hak mereka ke PT Hamparan Masawit Bangun Persada.

Berdasarkan informasi yang diungkap Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), warga melakukan tuntutan atas haknya telah berlangsung sejak tanggal 16 September 2023, namun hingga 7 September lalu, tuntutan mereka belum terpenuhi.

Karena tuntutan yang tak terpenuhi, warga pun melakukan blokade lahan. Namun, situasi menjadi semakin tegang ketika aparat kepolisian yang berjaga di lokasi perusahaan, melakukan tindakan represif terhadap warga yang berada di lokasi.

Bahkan mereka menggunakan gas air mata dan menembak para demonstran. Setidaknya, tiga warga tertembak dan satu di antaranya meninggal dunia, serta 20 orang dibawa ke Polda Kalteng.

Back to top button