News

Kokohkan Bisnis Perbankan, Dato Tahir Suntik Rp5 Triliun ke Bank Mayapada

Pendiri Mayapada Group, Dato Sri Tahir secara konsisten terus menunjukkan komitmennya untuk memperkuat jejaring bisnis perbankannya. Sejak dua tahun lalu, pengusaha asal Surabaya itu sudah menyuntikan dana segar senilai Rp5 triliun ke PT Bank Mayapada Tbk.

Dana untuk memperkuat strukrtur modal Bank Mayapada itu diberikan secara bertahap. Pertama, senilai Rp2 triliun, dikucurkan di saat pendemi Covid 19, tahun 2021 lalu. Padahal saat itu, perbankan diberi kelonggaran  untuk tidak menambah modal. Itu pula yang membuat Bank Mayapada menjadi satu satunya bank yang menambah modal di era pandemi.

Komitmen itu berlanjut. Pada akhir Juni 2023 lalu, Dato Tahir kembali menambah modal bagi bank Mayapada senilai Rp3 triliun. Langkah konkret Dato Tahir ini dipastikan membuat stuktur modal Bank Mayapada semakin kokoh dan kebijakan ini akan terus dilakukan sejalan dengan kebutuhan bank yang terus berkembang.

Langkah Dato Tahir ini diparesiasi Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae. OJK menghargai kepedulian pendiri Bank Mayapada untuk menguatkan permodalan menghadapi perekonomin ke depan.

“Bank perlu melakukan langkah-langkah penguatan permodalan untuk mendukung peningkatan kinerja dan pengembangan usaha,” ujar Dian dalam keterangannya, Kamis (13/7/2023) lalu.

Dengan siraman dana tersebut, aset Bank Mayapada naik 16,79 persen secara tahunan (year on year- yoy), menjadi Rp142,34 triliun di tiga bulan pertama 2023. Kredit bank juga naik 50,78 persen (yoy), menjadi Rp97,53 triliun. Ini sekaligus menunjukkan fungsi intermediasi bank ini berjalan dengan baik. Modal kuat mendorong bertumbuhnya perekonomian nasional.

Selain dikenal memiliki kejelian di dunia bisnis, dalam aspek sosial Sri Tahir sudah dikenal sebagai seorang filantropis. Aksi sosial pria kelahiran 26 Maret 1952 ini dalam membantu kalangan yang membutuhkan sudah banyak dirasakan masyarakat.

Tahun 2014 misalnya, ia menyumbang kepada National University of Singapore (NUS) yang ia baktikan pada kesinambungan riset pada lembaga pengembangan ilmu kedokteran di NUS. Dokter adalah cita-cita Tahir yang tidak tercapai sehingga banting stir ke dunia bisnis.

Bahkan akhir bulan Juni lalu, pengusaha yang masuk jajaran 10 orang terkaya Indonesia dengan memiliki kekayaan mencapai 4,4 miliar dolar AS atau setara dengan Rp65,5 triliun ini, menyumbangkan dana bagi warga Filipina yang kurang mampu sebesar 1 juta dolar Singapura atau setara dengan Rp11,07 miliar.

Sumbangan ini bukan aksi barunya, tetapi pada masa-masa sebelumnya sudah sering dilakukan untuk membantu yang kesulitan.  Lulusan sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura ini, menggagas sociopreneur bersama sang istri, Rosy Riady. Sebuah upaya membangun wirausaha berorientasi sosial yang semangatnya membantu siswa sekolah dari keluarga kurang mampu.

Tak hanya itu, melalui yayasan nirlaba miliknya, Tahir Foundation, dia pernah memberikan sumbangan hingga Rp950 miliar untuk aksi amal penanggulangan TBC, HIV, dan malaria di Indonesia.

Ia juga memberikan pengobatan gratis untuk anak-anak penderita kanker. Aksi filantropinya melingkupi sektor kesehatan bahkan pendidikan. Bahkan Tahir pernah mengucurkan dana sebesar Rp1 triliun untuk pendidikan dan pelatihan calon tenaga kerja wanita (TKW) dengan memberangkatkannya ke luar negeri.

Tahir mengakui sering terlibat dalam berbagai proyek sosial di berbagai negara. Termasuk pernah pergi ke Suriah dan Libya, dan juga memberikan dukungan kepada Afghanistan dan Turki.

Back to top button