Market

Kinerja SKK Migas Jeblok, Cerita Terpilihnya Dwi Soetjipto Mirip Gibran

Sejak awal menjabat Kepala SKK Migas, nama Dwi Soetjipto sudah berpolemik. Prosesnya diawali dengan perubahan aturan yang melibatkan Presiden Jokowi. Kini, kinerja SKK Migas banyak jebloknya.

Produksi minyak dan gas bumi (migas) atau lifting migas turun terus. Diprediksi gagal memenuhi target sesuai APBN 2023, sebesar 660 ribu barel oil per day (BOPD). Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto harus mundur atau diganti.

“Sejak lama kami tak percaya dengan janji-janji manis Dwi Soetjipto, terkait peningkatan produksi minyak sejuta barel per hari. Sekarang saja hanya 600-an ribu barel per hari. Sebaiknya dia mundur atau diganti,” tegas Yusri Usman, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Jakarta, Jumat (1/12/2023).

Ironisnya, lanjut Yusri, Presiden Jokowi begitu all out mempertahankan Dwi Soetjipto. Bahkan, Jokowi rela mencoret batas usia kepala SKK Migas yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

Yusri benar. Ada kejadian menarik ketika Dwi Soetjipto dipilih Presiden Jokowi menjabat Kepala SKK Migas pada 2018. Pola-polanya mirip Gibran yang melangkah mulus menjadi cawapres dengan ‘menukangi’ undang-undang lewat Mahkamah Konstitusi (MK).  Dan, melibatkan eks Ketua MK Anwar Usman yang juga adik ipar Jokowi atau paman Gibran.

Ceritanya, Dwi Soetjipto sejak awal digadang-gadang Jokowi memimpin SKK Migas. Namun, Dwi Soetjipto terganjal soal umur.

Berdasarkan pasal 12 ayat 1 Perpres 9/2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, mengatur umur kepala, wakil kepala, sekretaris, pengawas internal dan para deputi SKK Migas, dibatasi 60 tahun.

Namun, pada April 2018, Jokowi mengeluarkan Perpres 36/2018 tentang Perubahan Perpres No 9/2009. Di mana, kata-kata ‘kepala’ dikeluarkan dari batasan umur 60 tahun. Sehingga, batasan umur 60 tahun hanya berlaku untuk Wakil Kepala, Sekretaris, Pengawas Internal, dan para Deputi SKK Migas.

Dengan beleid ini, Dwi Soetjipto bisa melenggang mulus menjadi Kepala SKK Migas, pada 30 November 2018. Kala itu, Dwi Soetjipto yang pernah menjabat Dirut Semen Indonesia itu, berumur 63 tahun.

Menariknya lagi, Dwi menggantikan Amien Sunaryadi yang umurnya 58 tahun. Dari sisi umur, Amien punya kans untuk diperpanjang jabatannya. Sayangnya, Jokowi sudah punya nama lain.  

“Segala cara dilakukan presiden untuk menunjuk orang kepercayannya. Kini apa hasilnya? Berkali-kali SKK Migas gagal namun posisi Dwi Soetjipto tetap saja aman. Presiden telah salah mempercayai orang,” kata Yusri.

Gagal Total Target Lifting

Per Oktober 2023, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, realisasi lifting minyak mencapai 604,3 ribu barel per hari (Barel Oil Per Day/BOPD). Atau setara 91,6 persen dari target dalam APBN 2023 sebesar 660 ribu BOPD.

Sementara hingga Desember 2023, lifting minyak diprediksi hanya mencapai 606,3 ribu BOPD, atau 91,9 persen dari target APBN.

Atas kegagalan ini, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengakui, hingga semester I-2023, SKK Migas berupaya untuk mempertahankan produksi terangkut (lifting) minyak di angka 620 ribu BOPD.

Namun ternyata, terjadi musibah pada triwulan III-2023, salah satunya kebocoran pipa di fasilitas produksi Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) dan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

“Di triwulan III kami mengalami musibah bocornya pipa-pipa khususnya di OSES dan Offshore North West Java (ONJW). Kebocoran-kebocoran di aging facilities, kemudian terbakarnya kabel power sehingga kami harus me reroute mode off electricity yang tadinya menggunakan kabel kemudian menjadi gas,” kata Dwi Soetjipto, Kamis (30/11/2023).

Dikatakan Dwi, pengalihan suplai gas ke OSES itu pun akhirnya berdampak pada capaian lifting kuartal IV mengingat cukup banyak produksi dari kuartal III ini yang diambil untuk memenuhi kebutuhan gas untuk suplai ke OSES tersebut.

Back to top button