News

Ketum PP Muhammadiyah soal Tragedi Kanjuruhan: Mengoyak Muruah Bangsa dan Negara Indonesia

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir meminta ada investigasi objektif dan tuntas terhadap tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 129 orang usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, Minggu (2/10/2022), Haedar Nashir mengatakan investigasi tersebut harus mencakup berbagai aspek atas kerusuhan dengan banyak korban jiwa itu, karena kasusnya bukan hanya berskala nasional tetapi sudah global.

“Tragedi ini mengoyak muruah bangsa dan negara Indonesia,” kata Haedar.

Menurut dia, jumlah kematian akibat kerusuhan tersebut termasuk deretan tertinggi di dunia dari sejumlah kerusuhan yang pernah terjadi.

Sebanyak 129 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Insiden bermula saat sejumlah Aremania menyerbu lapangan setelah wasit meniup peluit tanda laga berakhir. Kerusuhan berubah menjadi kepanikan usai polisi melepaskan tembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Padahal, cara menanggulangi kerusuhan suporter dengan gas air mata sebenarnya dilarang oleh FIFA. Hal ini tertuang dalam pasal 19 aturan FIFA menyoal Stadium Safety and Security Regulations.

Kami sungguh prihatin dan menyampaikan duka mendalam atas kematian sangat besar dalam kerusuhan dan tragedi yang terjadi pada pertandingan sepakbola di stadion Kanjuruhan Malang tanggal 1 Oktober 2022. pic.twitter.com/ql43Vnqj3H

— Haedar Nashir (@HaedarNs) October 2, 2022

Back to top button