News

Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Baik, karena Islam Toleran

Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Franz Magnis Suseno mengatakan Indonesia adalah negara dengan tingkat toleransi dan kerukunan beragama yang baik. Ia mengatakan umat agama selain Islam, masih bisa merasa aman tinggal berdampingan.

“Tapi sebenarnya toleransi di Indonesia amat baik. Umat Katolik di Jawa hanya satu persen namun merasa aman dan tidak bermasalah. Demikian pula mahasiswa Universitas Muhammadiyah di Kupang 90 persen beragama Kristen dan Katolik dan tidak ada masalah dengan kepercayaan mereka,” jelas Franz dalam acara seminar internasional di aula Firmanzah Universitas Paramadina Jakarta, dikutip Rabu (14/6/2023).

Meski begitu, ia mengakui masih terdapat beberapa kasus intoleransi di Indonesia. Menurutnya, tindakan intoleransi dapat dibagi menjadi dua, yaitu intoleransi biasa dan intoleransi serius.

Dalam intoleransi biasa, tidak berkaitan dengan agama, namun berhubungan dengan kepicikan manusia yang berprasangka terhadap perbedaan. “Perbedaan dirasakan sebagai ancaman,” ungkap dia.

Selanjutnya, intoleransi yang lebih serius mengarah pada perbedaan ajaran agama. Ini terjadi dengan adanya penolakan bahkan menggunakan tindak kekerasan terhadap penganut agama lain.

Di sisi lain, menurutnya, sepanjang sejarah Islam selalu dinilai lebih toleran dibanding dengan Kristianitas. Ada Kisah di mana Nabi Muhammad kedatangan tamu Kristiani dari Yaman lalu karena hari Ahad umat kristiani itu bertanya di mana mereka dapat beribadah, dan nabi Muhammad menyuruh beribadah di dalam masjid nabi, itu luar biasa.

“Tapi sekarang Timur Tengah kacau. Padahal lebih dari seribu tahun, minoritas kecil Yahudi dan 9 persen kristiani dari Mesir, Palestina, Yordan, Syria (dan) Irak hidup dengan damai bekerja tanpa kesulitan di dalam masyarakat dan pemerintahan Islami. Dan itu fakta penting,” ungkap Franz.

Back to top button