Hangout

IDAI: Anak Perempuan Lebih Berisiko Terkena Penyakit Lupus


Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR Dr Reni Ghrahani Majangsari, menyampaikan bahwa anak perempuan lebih berisiko terkena lupus dibandingkan dengan laki-laki.

Mungkin anda suka

“Ternyata lupus paling banyak terjadi pada anak perempuan. Ada sembilan banding satu, jadi perempuan sembilan kali lipat terkenal lupus dibanding anak laki-laki,” kata Reni, Jakarta, Rabu (08/05/2024). 

Reni menguraikan, penyakit lupus pada anak perempuan paling banyak terjadi pada rentang usia 11-12 tahun.

Adapun penyebab lebih berisikonya anak perempuan terserang lupus, yakni akibat faktor hormon estrogen.

Estrogen merupakan salah satu jenis hormon seks wanita yang diproduksi oleh ovarium. Hormon ini berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi, menunjang kehamilan yang sehat, hingga membantu menjaga kesehatan jantung.

“Memang faktor hormonal khususnya estrogen banyak berperan dalam kejadiannya penyakit lupus. Karena hormon estrogen itu akan memperberat faktor peradangan, akan mencetuskan peradangan pada anak-anak yang berpotensi atau menderita penyakit lupus,” katanya.

Lebih jauh, Reni menegaskan lupus merupakan penyakit yang dapat melibatkan seluruh dan sistem organ. Penyakit ini dapat mengenai sistem saraf, paru-paru, sel-sel darah, baik sel darah merah maupun sel darah putih. 

Sehingga dampaknya akan dapat terjadi penurunan sel-sel darah, penurunan sel-sel darah merah dan putih, termasuk juga trombosit, dan pembesaran kelenjar getah bening.

“Kemudian juga mungkin dapat terjadi kelambatan pertumbuhan keremajaan atau pubernya terlambat. Gangguan kulit biasanya berupa ruam di wajah atau berbagai bagian tubuh,” ujarnya.

 

Back to top button