Hangout

Kemendikbud: PAUD sebagai Fondasi Anak untuk Jadi Pembelajar Sejati

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI menyatakan bahwa jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fondasi penting dalam membentuk seorang anak menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek, Teti Herawati Aminudin Aziz, menekankan bahwa PAUD harus mampu menciptakan rasa nyaman bagi anak-anak sehingga mereka senang dan terus termotivasi untuk belajar.

Mungkin anda suka

“Dalam PAUD, pendidikan terbaik harus diberikan dengan cara yang menyenangkan bagi anak-anak. PAUD harus mampu memberikan fondasi yang kuat sehingga anak-anak dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat,” ujar Teti dalam Webinar DWP: Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di Jakarta Selasa, 27/6/2023)

Teti juga menyatakan bahwa setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, dan orang tua memiliki peran penting dalam membantu mereka menggapai hak-hak tersebut.

Untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal, diperlukan sebuah lembaga pendidikan yang mampu memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak-anak, yaitu PAUD.

Lingkungan belajar yang nyaman dan program belajar yang inovatif akan memberikan pengalaman belajar yang positif dan bahagia bagi setiap anak, dan ini akan menjadi fondasi penting dalam membentuk mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Menurut Teti, target ini dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain dengan mengadopsi kurikulum yang selalu adaptif terhadap perkembangan zaman, memiliki pengajar atau guru yang memiliki karakter yang baik, serta dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung proses pembelajaran.

Selain itu, pendekatan pembelajaran yang aktif dan eksploratif juga diterapkan untuk membangun kemampuan fondasi anak dan memicu rasa ingin tahu mereka, dengan interaksi positif yang membangun kepercayaan diri anak.

Tidak hanya itu, lembaga PAUD juga diharapkan menghindari penggunaan asesmen berupa tes lisan dan tulisan yang dapat menimbulkan stres pada anak usia dini.

“Hasil asesmen harus digunakan sebagai dasar pembinaan, bukan untuk memberi label anak sebagai pintar atau tidak pintar,” tambah Teti.

Di sisi lain, Teti menekankan bahwa lembaga PAUD hanya merupakan salah satu variabel dalam upaya pembentukan karakter anak, dan tanggung jawab utama tetap berada pada orang tua.

Oleh karena itu, lembaga PAUD perlu menjaga hubungan yang baik dengan orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan anak dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur ke dalam kehidupan sehari-hari, dengan guru dan orang tua sebagai contoh yang baik bagi anak-anak.

Back to top button