News

Kecurangan Pemilu, Imparsial Ingatkan Kudeta Militer di Nigeria


Begitu banyaknya peristiwa yang mengarah pada dugaan kecurangan Pemilu 2024 belakangan ini, tepatnya sesudah putusan MK Nomor 90 yang meloloskan Gibran sebagai cawapres.

Menanggapi hal tersebut, peneliti senior di Imparsial sekaligus Pengamat Militer dari Centra Initiative, Al Araf berharap nasib Indonesia tidak seperti Nigeria jika pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang Pilpres 2024.

“Catat, ada sebuah negara di Afrika namanya Nigeria, bertarung dalam pemilu semua kandidat menolak hasil pemilu, ribut, apa yang terjadi? Kudeta militer,” kata Al Araf di Sadjoe Cafe, Jakarta Selatan, Jumat (5/1/2024).

Menurutnya, dalam pertarungan Pemilu yang dinilai tidak adil atau tidak fair tentunya akan mengancam demokrasi. Kondisi itulah yang terjadi di negara Nigeria yang berakhir pada mobilisasi massa.

Bahkan ia menyebut saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menaruh bom waktu di ajang Pemilu 2024 ini.

“Dalam kerangka itu, karena kita menganggap pemilu hal yang penting, maka penting buat kita untuk bergerak, menolak terhadap mereka yang sudah menghancurkan MK,” tegasnya.

Dengan tetap majunya Gibran dalam kontestasi Pilpres 2024, dianggap tidak pantas dan tidak layak. Terlebih lagi, adanya putusan MKMK semakin memperkuat bahwa putusan MK Nomor 90 menyalahi aturan yang ada.

“Itu kan kesewenang-wenangan kekuasaan. Sekarang kalau hal itu dibiarkan maka akan terjadi lagi nanti. Itu artinya kita tidak pernah mendapatkan proses demokrasi dalam elektoral di Indonesia. Pemilu hanya menjadi sarana untuk memenangkan kelompok-kelompok mereka yang merusak MK,” pungkasnya.

Back to top button