News

Kapal Induk AS Pulang, Israel Mulai Tarik Mundur Sebagian Tank dan Pasukan


Israel menarik mundur tank-tanknya dari beberapa distrik Kota Gaza pada Senin (1/1/2024). Israel mengubah taktik dan mengurangi jumlah pasukan serta intensitas serangan. Strategi baru ini muncul setelah kapal induk Gerald R Ford pulang ke pelabuhan asalnya di Virginia.

Israel sebelumnnya mengatakan perang di Gaza, yang telah menghancurkan sebagian besar wilayahnya, menewaskan lebih dari 21 ribu orang dan menjerumuskan 2,3 juta penduduknya ke dalam bencana kemanusiaan, masih memerlukan waktu beberapa bulan lagi. Perkembangan terbaru ini menandakan fase baru dalam serangannya. Seorang pejabat mengatakan bahwa militer akan menarik pasukan di Gaza bulan ini dan beralih ke fase operasi “pembersihan” yang lebih terlokalisasi selama berbulan-bulan.

Mengutip Reuters, seorang pejabat AS mengatakan keputusan tersebut tampaknya mengindikasikan dimulainya peralihan ke operasi dengan intensitas lebih rendah di wilayah utara wilayah Palestina. Petunjuk mengenai penurunan tempo di Gaza muncul ketika Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa kapal induk Gerald R Ford kembali ke pelabuhan asalnya di Virginia setelah dikerahkan ke Mediterania Timur ketika dimulainya konflik.

Pejabat Israel mengatakan pengurangan pasukan akan memungkinkan beberapa pasukan cadangan untuk kembali ke kehidupan sipil, menopang perekonomian Israel yang melemah, dan membebaskan unit-unit jika terjadi konflik yang lebih luas di utara dengan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.

Tembakan artileri antara Hizbullah dan Israel telah mengguncang perbatasan sejak dimulainya konflik Gaza. Militer Israel mengatakan pihaknya telah melancarkan serangan udara kemarin. Warga dan sumber keamanan mengatakan serangan Israel menargetkan rumah-rumah di desa Kafr Kila, Lebanon, dekat perbatasan, menewaskan tiga orang. Gerakan Hizbullah Lebanon mengatakan di akun Telegramnya bahwa ketiganya adalah pejuang gerakan tersebut.

Pejabat Israel mengungkapkan situasi di perbatasan Lebanon “tidak akan dibiarkan berlanjut. Periode enam bulan mendatang adalah momen yang kritis”. Setiap eskalasi baru membawa risiko perang regional yang lebih luas. Pejuang yang didukung Teheran di Yaman telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah, memicu respons militer AS, dan sebuah kapal perang Iran telah berlayar ke jalur air tersebut, media Iran melaporkan pada hari Senin.

Perang Gaza dipicu oleh serangan mendadak Hamas terhadap kota-kota Israel pada 7 Oktober yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang. Sementara Otoritas kesehatan Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan serangan Israel di sana telah menewaskan lebih dari 21.978 orang.

Tank-tank di Gaza Utara Masih Bertahan

Penduduk distrik Sheikh Radwan di Kota Gaza, di bagian utara daerah kantong yang menjadi fokus serangan Israel pertama kali, mengatakan bahwa tank-tank tersebut telah ditarik setelah apa yang mereka gambarkan sebagai peperangan paling intens selama 10 hari sejak konflik dimulai. “Tank-tank itu sangat dekat. Kami bisa melihatnya di luar rumah. Kami tidak bisa keluar untuk mengisi air,” kata Nasser, ayah tujuh anak yang tinggal di Sheikh Radwan.

Tank-tank juga ditarik keluar dari distrik al-Mina di Kota Gaza dan sebagian distrik Tel al-Hawa, sambil mempertahankan beberapa posisi di pinggiran kota yang mengendalikan jalan pantai utama di wilayah kantong tersebut, kata warga.

Namun, tank-tank masih berada di wilayah lain di Gaza utara. Para pejabat kesehatan mengatakan beberapa orang yang mencoba kembali ke rumah mereka di distrik selatan Kota Gaza telah terbunuh oleh tembakan Israel. Pada hari Senin, sayap bersenjata Hamas mengklaim telah membunuh 15 tentara Israel setelah memicu ledakan ranjau di timur lingkungan Tuffah di Kota Gaza.

Pertempuran di bagian tengah wilayah kantong tersebut terus berlanjut, kata penduduk di sana, dengan tank-tank yang bergerak maju ke al-Bureij dan serangan udara menargetkan al-Nusseirat, al-Maghazi dan kota selatan Khan Younis. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 10 orang di al-Maghazi, dan tujuh orang di sebuah rumah di Deir Al-Balah, kata pejabat kesehatan.

Peralihan Israel ke tahap baru dalam konflik ini terjadi setelah pemboman awal dan invasi darat yang dimulai pada 7 Oktober. Serangan udara dan artileri terus menghantam seluruh daerah kantong tersebut selama periode tersebut, sehingga sebagian besar wilayah tersebut hancur.

Ketika tank-tank dan pasukan Israel telah menguasai sebagian besar wilayah utara Gaza, dan masih terus bergerak maju ke tengah serta sebagian wilayah selatan, Hamas meresponsnya dengan serangan gerilya dari terowongan maupun bunker di jalan-jalan sempit di wilayah kantong tersebut.

Hamas menyandera 240 orang pada 7 Oktober dan Israel yakin 129 sandera masih ditahan di Gaza setelah beberapa dibebaskan dalam gencatan senjata singkat sementara lainnya tewas dalam serangan udara serta saat melakukan upaya penyelamatan atau pelarian. Qatar dan Mesir sedang berusaha untuk menegosiasikan gencatan senjata baru dan kesepakatan penyanderaan.

Avi Dichter, anggota kabinet keamanan Israel, mengatakan di Radio Kan bahwa para sandera hanya bisa dibebaskan dengan memberikan tekanan “besar-besaran” terhadap Hamas dan kelompok sekutunya. “Tanpa infrastruktur teroris Hamas dihancurkan dan kemampuan pemerintahannya digulingkan, perang tidak akan berakhir,” katanya.

Pada hari Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya harus mengambil kembali kendali atas perbatasan Gaza dengan Mesir, sebuah wilayah yang sekarang dipenuhi warga sipil yang melarikan diri dari pembantaian di wilayah kantong lainnya.

Perebutan kembali perbatasan tersebut juga bisa menjadi sebuah kemunduran de facto dari penarikan Israel dari Gaza pada tahun 2005, sehingga menimbulkan pertanyaan baru mengenai masa depan wilayah tersebut dan prospek terbentuknya negara Palestina. Sementara Washington mengatakan Israel harus mengizinkan pemerintah Palestina mengendalikan Gaza ketika konflik selesai. 

 

Back to top button