News

Kala Mardiono Menangkis Serangan ‘Pendekar Mabuk’ Denny Indrayana

Eks Wamenkumham Denny Indrayana berulah lagi, menebar isu-isu liar ke publik. Kali ini giliran Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang jadi sasaran sang ‘pendekar mabuk’. Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono membantah isu liar Denny, yang menyebut partai Kabah telah memecat Suharso Monoarfa karena sudah beberapa kali bertemu dengan Anies Baswedan.

Mardiono menegaskan itu kabar bohong, seraya mengklaim dirinya juga berteman baik dan sering bertemu dengan bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) itu. Bahkan ia mengaku pernah bekerja bareng Anies.

Mungkin anda suka

“Saya sering ketemu. Kalau ketemu dengan Pak Anies lebih banyak saya. Pak Anies saya kenal baik. Asal tahu ya, saya ini satu angkatan dengan Pak Anies. Kami ada lima orang pernah bekerja di satu perusahaan, di pabrik saya,” ungkap Mardiono kepada awak media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat (11/6/2023).

Diketahui, kabar liar ini dilontarkan Denny Indrayana melalui surat terbukanya untuk DPR yang dia unggah melalui akun Twitter pribadinya @dennyindrayana pada Rabu (7/6/2023).

“Bukan hanya melalui kuasa hukum, bahkan kedaulatan partai politik juga diganggu jika ada tindakan politik yang tidak sesuai dengan rencana strategi pemenangan Pilpres,” cuit dia.

“Suharso Monoarfa misalnya diberhentikan sebagai ketua umum partai. Ketika saya bertanya kepada seorang kader utama PPP kenapa Suharso dicopot, sang kader menjawab ada beberapa masalah tetapi yang utama karena ‘Empat Kali Bertemu Anies Baswedan’,” sambungnya.

Tingkah Denny beberapa waktu belakangan memang bikin orang mengelus dada. Langkah Denny Indrayana yang belakangan gencar menyuarakan pemakzulan terhadap Presiden Jokowi dinilai berlebihan dan mengada-ada. Manuver politik lewat cara-cara seperti yang dilakukan Denny patut diduga hanyalah cara dari partai tertentu untuk bikin keruh dan gaduh politik demi mengambil keuntungan politik sesaat.

“Alasan-alasan untuk meminta pemakzulan presiden ala Denny Indrayana itu bukan alasan yang mendasar, hanya analisis yang dipaksakan. Denny seperti ‘pendekar mabuk’ yang nabrak sana nabrak sini dan tanpa panduan disiplin bernegara dan berkonstitusi,” cetus Sekjen Pimnas Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Sri Mulyono dalam keterangannya yang diterima Inilah.com, Kamis (8/6/2023).

Bahkan rekannya sesama akademisi, juga sudah mengingatkan agar tidak tidak terlalu tendensius melalui sederet pernyataan kontroversial. Denny diminta berhenti, karena bisa menggerus reputasi akademik.

“Sebagai sahabat saya mengimbau agar Denny tidak boleh tendensius. Jika Denny tendensius terus, maka bisa tergerus reputasi keakademikannya,” tutur Akademisi Univeristas Pelita Harapan, Emrus Sihombing kepada Inilah.com di Jakarta, Senin (6/5/2023).

Back to top button