Market

Jokowi Jajal Kereta Cepat yang Biayanya Proyeknya Bengkak Rp43 Triliun

Jokowi Jajal Kereta Cepat yang Biayanya Proyeknya Bengkak Rp43 Triliun

Kereta cepat yang operasionalnya tak cepat, seringkali tertunda. Biayanya mahal pula. (Foto: Antara).

Masih ingat Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang anggarannya bengkak dari US$5,13 miliar menjadi US$8 miliar.  Atau nambahnya US$2,87 miliar. Atau setara Rp43,05 triliun (kurs Rp15.000/US$).

Hari ini (Rabu, 13/9/2023), kereta cepat buatan China ini bakal dijajal Presiden Jokwi, dari Stasiun KCJB Halim, Jakarta Timur.

Presiden Jokowi tiba di Stasiun KCJB Halim sekitar pukul 08.50 WIB didampingi Menko Maritim dan Investasi (Marves)  Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Agraria dan Tata Ruang Hadi Tjahjanto, Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi, Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.

Sejumlah pesohor dan influencer turut serta dalam uji coba tersebut di antaranya Raffi Ahmad, Tsamara, Gading Martin, Cak Lontong, hingga Yuni Shara.

Presiden Jokowi beserta rombongan melakukan uji coba operasional kereta cepat dari Stasiun Halim menuju Stasiun Padalarang dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 28 menit dengan kecepatan hingga 351 km/jam.

Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan menaiki KA Feeder Kereta Cepat dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung.

Perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung menempuh waktu perjalanan selama 20 menit. Dengan demikian, dari Jakarta menuju pusat kota Bandung menempuh waktu sekitar 50 menit.

“Soft launching” pengoperasian kereta cepat ditargetkan dimulai pada 1 Oktober 2023. Pengoperasian akan dilakukan secara bertahap mulai dari 8 perjalanan kereta di bulan Oktober.

Lalu, pada November bertambah menjadi 28 perjalanan kereta, pada Desember terdapat 40 perjalanan kereta, dan Januari 2024 mencapai 68 perjalanan kereta.

Mengingatkan saja, proposal awal China pada 2015, biaya kereta cepat dipatok US$5,13 miliar. Atau sekitar Rp76,95 triliun. Jauh lebih murah dari penawaran Jepang yang menjadi kompetiro. Kala itu, Jepang menyorongkan angka US$6,2 miliar, atau setara Rp94,2 triliun.

Namun, dalam perjalanannya, biaya awal proyek disepakati naik menjadi US$6,07 miliar, setara Rp91,5 triliun. pada 2021 naik legi menjadi US$8 miliar, atau setara Rp120 triliun.

Topik
Komentar

BERITA TERKAIT

Back to top button