Arena

JIS, Stadion Modern yang “Belum” Standar FIFA

Jakarta International Stadium (JIS) jadi trending pembahasan setelah dinilai tak standar FIFA untuk menggelar pertandingan kelas dunia.

Mereka yang menyebut JIS tidak standar FIFA, dianggap punya misi politis, mendiskreditkan Anies Baswedan selaku orang yang paling berjasa merealisasikan pembangunan stadion megah di Ibu Kota.

Info-info seputar JIS, ramai beredar di media sosial. Mulai dari kualitas rumput, kemegahannya, sampai akses dan prasarana pendukung untuk sampai ke Papango, Jakarta Utara, lokasi JIS berada.

Bagaimana mungkin stadion berkapasitas 80 ribu kursi, salah satu yang terbesar di Indonesia, dengan atap yang bisa ditutup-dibuka, tidak standar FIFA.

“JIS dibangun dengan konsultan dari FIFA,” kata pengamat sepak bola Akmal Marhali kepada Inilah.com.

Salah satu pihak yang terlibat dalam pembangunan tersebut adalah Buro Happold, perusahaan konsultan desain dan konstruksi asal Inggris.

Buro Happold menamakan dirinya sebagai konsultan konstruksi dan desainer yang terintegrasi. Perusahaan asal Inggris ini sudah 45 tahun malang melintang di berbagai proyek konstruksi mulai dari infrastruktur, gedung hingga sarana olah raga.

Sejumlah proyek besar yang dikerjakan oleh Buro Happold di antaranya adalah Fields of Gold di Liverpool Inggris, Abu Dhabi International Airport, Airbus Wing Integration Center dan proyek lainnya.

Sementara pada proyek sarana olah raga, Buro Happold disebut terlibat dalam pembangunan Astana Arena di Kazakhstan, Aviva Stadium di Irlandia, Everton FC: Bramley-Moore Dock stadium di Inggris, London Olympic Stadium, Michelle and Barack Obama Sports Center di Amerika Serikat hingga Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta, Indonesia.

Buro Happold bekerja sama dengan Jakarta Konsultindo (JakKon) untuk menyiapkan strategi komersialisasi dan masterplan konsep awal yang akan menghadirkan pengalaman penggemar yang luar biasa di dalam stadion berkapasitas 82.000 kursi serta membawa manfaat bagi masyarakat di luar.

“Bahkan di atasnya ada jogging track, jadi rooftopnya itu ada jogging track itu luar biasa. Artinya di sini adalah stadion terbaik saat ini di Indonesia gitu kan,” kagum Akmal.

Di Indonesia, mungkin hanya Gelora Bung Karno yang sanggup menyamai keterisian kursi JIS. Bahkan untuk menggelar final Liga Champions yang harus menyediakan ketersediaan kursi sebanyak 70 ribu, JIS sudah melewati syarat tersebut.

Jakmania yang sudah pernah nyetadion di JIS, juga mengakui keindahan stadion yang dibangun dengan biaya Rp4,5 Triliun tersebut.

Persija pernah menjajal JIS saat melawan Chonburi FC dari Thailand tahun 2022. Saat itu, puluhan ribu Jakmania memenuhi kursi stadion dengan nuansa oranye.

“JIS salah satu stadion yang terbaik menurut saya karena tidak ada lintasan larinya jadi penonton merasa dekat dengan pemain bisa langsung merasakan emosi yang berbeda,” ungkap Ketum Jakmania Diky Soemarno kepada Inilah.com.

Bagi Jakmania, JIS merupakan pelepas dahaga kehadiran stadion pengganti setelah Lebak Bulus diratakan.”JIS itu menjadi salah satu jawaban dari keresahan Jakmania,” ungkapnya.

Jakarta memang ada juga GBK, namun seringkali Persija harus tersingkir karena stadion terbesar di Indonesia itu, kerap dijadikan acara di luar sepak bola sampai acara kenegaraan.

“Jadi kalau Persija main jadwalnya bentrok ada kegiatan kenegaran di GBK atau kegiatan komersial lain di GBK itu kan jadi kita ga bisa pake GBK,” ungkapnya.

Kenapa Gak Standar?

Meski dengan semua catatan besar dan konsultan hebat dibelakangnya, JIS dinilai belum standar FIFA oleh pemerintah untuk menggelar pertandingan Piala Dunia U-17.

Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 yang akan digelar pada 10 November sampai 2 Desember mendatang.

JIS masuk nominasi sebagai salah satu stadion penyelenggara, tapi setelah disidak Ketum PSSI, KemenPUPR, dan PJ Gubernur Jakarta, JIS belum standar, dan perlu ada beberapa perbaikan.

Mulai dari rumput, akses jalan masuk ke area stadion, sampai sarana transportasi penunjangnya.

“Akses ini problem kita untuk JIS. Akses itu yang pertama akses masuk yang kedua akses transportasi,” terang Akmal.

Akmal mencontohkan saat JIS menggelar konser Ahmad Dhani dan Dewa 19-nya di JIS Februari 2023. Tak ada keluhan sejak sebelum konser, hingga selama pertunjukkan berlangsung. Namun masalah mulai terlihat saat bubaran konser.

Mulai dari berdesak-desakan ke luar, sampai sulitnya mencari transportasi.

Akmal menilai, konsep JIS yang merujuk stadion-stadion megah di Eropa, kurang sesuai dengan kontur dan budaya tanah air saat ini.

“Budaya orang di Eropa kan mereka mau datang cuman untuk nonton bola untuk hiburan. Di Indonesia kadang-kadang campur baur antara mau nonton bola sama tawuran gitu kan,” ketusnya.

Pemerintah memutuskan untuk merenovasi JIS, mulai dari rumput, pintu ke area stadion, hingga transportasi penunjang di sekitarnya seperti kereta api dan lahan parkir.

Stadion Indonesia Standar FIFA

Sejak Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, PSSI merombak sejumlah stadion termasuk Gelora Bung Karno (GBK) untuk siap menggelar pertandingan.

Menpora menyatakan bahwa ada lima stadion berstandar FIFA di Indonesia yang dapat digunakan, antara lain adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Gelora Bung Tomo (GBT), Manahan Solo, Gelora Sriwijaya, dan Kapten I Wayan Dipta.

Berikut penjelasan lebih lengkap alasan kenapa kelima stadion ini sudah memenuhi spesifikasi standar dari FIFA.

FIFA sebagai organisasi olahraga sepak bola dunia tentu menginginkan seluruh acara yang mereka selenggarakan dapat berjalan dengan baik. Itu sebabnya, di dalam Pedoman Stadion FIFA, mereka mengatakan bahwa sebuah stadion harus memenuhi persyaratan utama, ramah secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Berikut adalah spesifikasi stadion berstandar FIFA yang diambil dari website resminya.

1. Desain Bowl Stadium
Spesifikasi stadion standar FIFA yang pertama adalah dari desain bowl stadion yang dimiliki. Dilansir dari halaman resminya, jarak pandang optimal untuk tempat duduk di bowl stadion adalah dalam jarak 150 m dari sudut jauh lapangan dan jarak maksimum 190 m dari sudut jauh lapangan.

2. Atap Stadium
Dari segi atap atau roof juga sangat diperhatikan oleh FIFA. Bahkan di halaman resminya, mereka menyebut ada tiga jenis struktur atap yang bisa digunakan sesuai bentuk stadion.

1. Cantilevered Roof Structures
Struktur atap ini ditopang di salah satu ujung stadion, biasanya di bagian belakang dudukan dan diproyeksikan ke bagian depan dudukan.

Keuntungan utama dari jenis desain struktur ini dapat dipasang bay by bay. Dengan kata lain, struktur ini akan memudahkan pihak stadion untuk melakukan perubahan di masa depan.

2. Simply Supported Trusses
Struktur atap ini ditopang pada dua ujung dengan tiang penopang besar yang membentang sepanjang tiang penyangga atau di atas stadion.

Metode ini dapat menghemat biaya terutama saat mendesain tribun individu dan mengurangi jumlah struktur di bagian belakang stadion.

3. Tensile Structures
Struktur atap yang distabilkan dengan tegangan daripada komperesi. Biasanya jenis atap ini dibangun dengan sistem jaring kabel yang dikencangkan di membran atap.

Bentuk atap ini lebih cocok untuk stadion berukuran besar dan sulit untuk melakukan perluasan atau pengembangan di masa depan. Keuntungan dari jenis ini adalah dapat terlihat ringan dan elegan tanpa membutuhkan penyangga terlalu banyak.

3. Aksesibilitas
Stadion yang baik harus dapat diakses oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas dan orang dengan mobilitas terbatas.

Baik di dalam stadion dan kawasan sekitarnya harus mengakomodasi semua staf, penonton, dan tamu sambil menghormati prinsip non-diskriminasi, kesetaraan, martabat, inklusivitas, dan fungsionalitas.

4. Area Tempat Duduk
Area tempat duduk dan fasilitasnya juga patut diperhatikan untuk menyesuaikan standar stadion dari FIFA.

Dalam hal ini, FIFA juga memberlakukan standar minimum yang harus diikuti oleh setiap negara, salah satunya adalah material kursi harus tahan api.

FIFA juga memberikan rekomendasi jenis kursi dalam dua kategori, kursi tunggal dan kursi tip-up atau lipat. Kursi tunggal menawarkan keunggulan dari segi biaya yang rendah dan material yang kuat. Namun kursi ini membutuhkan perawatan yang lebih dan dapat menghambat aksesibilitas penonton untuk keluar dari stadion.

Sedangkan kursi lipat cenderung lebih mahal tapi memberikan kenyamanan yang lebih baik untuk penonton. Selain itu, kursi ini juga sangat ramah penyandang disabilitas dan mereka yang dengan mobilitas terbatas untuk menikmati pertandingan.

Adapun ketentuan lain yang harus dipatuhi adalah jarak kursi dengan jalan sebesar 400 mm dan kursinya harus bisa menopang beban hingga 250 kg.

5. Luas Lapangan Pertandingan
Dari segi ukuran lapangan, FIFA merekomendasikan dimensi 105 meter x 68 meter. Sedangkan untuk area luar lapangan, FIFA merekomendasikan untuk diberi jarak lima meter di luar setiap haris gawang dan empat meter di luar setiap garis sentuh yang disediakan sebelum penempatan papan iklan perimeter.

6. Kategori Stadion Standar FIFA
FIFA juga memberikan pedoman mengenai kategori stadion yang dapat diterapkan dan diskalakan ke berbagai industri olahraga sepak bola di dunia. Maka dari itu, mereka telah membuat lima kategori stadion berstandar FIFA yang bisa diikuti oleh setiap negara;
Kategori Kapasitas Minimal Tujuan
1 40,000 Tempat pertandingan sepak bola profesional yang sangat besar, mampu menjadi kandang klub-klub besar dan kompetisi internasional utama (misalnya, pertandingan final Piala Dunia FIFA).
2 20,000 Tempat pertandingan sepak bola profesional yang besar, mampu menjadi kandang pertandingan klub besar dan kompetisi internasional.
3 10,000 Tempat pertandingan sepak bola profesional yang mampu menjadi tuan rumah kompetisi klub dan final kompetisi internasional yang lebih kecil (misalnya, turnamen remaja).
4 3,000 Tempat pertandingan sepak bola profesional kecil yang mampu menjadi tuan rumah pertandingan klub yang lebih kecil dan tahap grup kompetisi internasional yang lebih kecil (misalnya, turnamen remaja).
5 250 Standar minimum FIFA untuk stadion sepak bola apa pun, termasuk kelompok pengembangan anak dan penggunaan komunitas.

Back to top button