News

Jika Mau Pilpres Dua Putaran, Ganjar-Anies Harus Buktikan Kecurangan 14 Juta Suara


Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman menilai berat jika ingin mengulang gelaran pemilu, sebab pihak yang memohon pengulangan pesta demokrasi setidaknya perlu membuktikan adanya kecurangan sebanyak 14 juta suara.

Mungkin anda suka

Angka itu didapat Habiburokhman dari hasil hitung cepat atau quick count Charta Politika, pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan suara 57,81 persen. Sehingga, menurutnya untuk membuat pilpres dua putaran, suara Prabowo-Gibran harus di bawah 50 persen.

“Hitungan kasar, perlu setidaknya tujuh persen atau equivalent dengan 14 juta suara kalau hasil Pemilu ingin dirubah dari kemenangan satu putaran Prabowo-Gibran menjadi dua putaran,” katanya di Jakarta, dikutip Minggu (18/2/2024).

Habiburokhman tidak mempermasalahkan jika kubu paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md ingin bergabung membentuk tim hukum gabungan menelusuri dugaan kecurangan.

“Silakan saja itu kan hak konstitusional mereka. Seperti disampaikan oleh Pak Mahfud Md bahwa memang yang kalah akan menuduh pemilu curang. Tinggal nanti bagaimana mereka bisa membuktikan dalil,” tuturnya.

Namun ia mengingatkan, tuduhan kecurangan pemilu perlu dibuktikan. Meski begitu, Habiburokhman merasa ragu tim gabungan kedua kubu tersebut bisa membuktikan kecurangan sebanyak 14 juta suara.

“Kalau mengacu kepada laporan-laporan yang mereka sebutkan, kalau toh bisa dibuktikan maka hanya akan berubah ribuan suara. Jadi memang ini mission imposible buat mereka,” katanya.

Sebelumnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengungkapkan bahwa kubu AMIN telah menjalin komunikasi antara kubunya dengan kubu Ganjar-Mahfud Md, terkait pengawasan terhadap dugaan kecurangan pemilu.

“Kami ada kesamaan pandangan untuk mengawal hasil pemilu ini sampai tuntas untuk memastikan tidak ada kecurangan,” kata Ketua DPP PKB Daniel Johan saat dihubungi, Jumat (16/2/2024).

Daniel juga mengaku ada wacana pembentukan tim hukum gabungan kubu 1 dan 3 dalam mengawasi proses penghitungan pemilu. Dia mengatakan kedua kubu saat ini masih melakukan pengawalan real count yang dilakukan KPU.

Saat ini, tutur dia, Timnas AMIN masih fokus dalam mengawal penghitungan suara pemilu. Bukti perihal dugaan adanya kecurangan pemilu juga tengah dikumpulkan.

Back to top button