Dalam suasana yang digeluti oleh tantangan ekonomi dan ketegangan geopolitik, kota Hangzhou, China, bersiap untuk menjadi tuan rumah Asian Games ke-19. Acara ini tidak hanya menjadi ajang prestasi olahraga tetapi juga harapan bagi bangsa yang sedang memerlukan dorongan moral.
“Asian Games yang hijau, digital dan cerdas akan meninggalkan kenangan abadi bagi orang-orang di seluruh dunia. Pertunjukan, transportasi dan layanan terkait telah siap untuk Asian Games,” kata Juru Bicara Pusat Operasi Upacara Pembukaan dan Penutupan Asian Games, Li Yiqing mengutip Reuters, Jumat (22/9/2023).
Dalam beberapa tahun terakhir, China menghadapi penurunan di sektor properti dan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan kaum muda. Dalam konteks ini, sukses Asian Games bisa memberikan semangat baru dan rasa patriotisme yang membara.
Menariknya, Asian Games kali ini akan menjadi lebih meriah dibandingkan Olimpiade Musim Dingin Beijing tahun lalu. Keputusan pemerintah China untuk merelaksasi kebijakan “zero-COVID” menjadikan Hangzhou sebagai panggung untuk acara yang lebih hidup dan festif.
Namun, perlu diperhatikan bahwa permainan ini tidak lepas dari kontroversi dan ketegangan geopolitik. Hubungan antara Jepang dan China memburuk, dan ada potensi masalah lain yang bisa terjadi, termasuk partisipasi atlet dari Korea Utara dan Afghanistan.
Salah satu hal yang membuat Asian Games ini spesial adalah penambahan breakdancing dan esports sebagai nomor yang dipertandingkan. Selain itu, cricket akan kembali setelah absen, membuka peluang untuk inklusi di Olimpiade 2028 di Los Angeles.
Menurut pihak penyelenggara Asian Games, sekitar 50.000 peserta akan menghadiri upacara pembukaan, sementara lebih dari 1.200 sukarelawan akan siap sedia memberikan panduan dan bantuan.
Untuk banyak atlet, Asian Games ini akan menjadi langkah penting dalam persiapan mereka menuju Olimpiade Paris tahun depan. Ini bukan hanya tentang medali, tetapi juga tentang mempersiapkan diri untuk kompetisi di tingkat yang lebih tinggi.
