News

Jateng Masuk Kategori Rawan Sedang, KPU Perlu Siapkan Langkah Antisipasi


Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara pemilu perlu menyiapkan langkah antisipasi di tengah proses pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 yang terjadwal di musim penghujan.

“Antisipasinya harus lebih. Apalagi menghadapi musim hujan di saat pelaksanaan pemilu 2024, tidak hanya terkait logistik, tetapi juga bagaimana memindahkan kotak suara juga harus kita antisipasi,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno di Pemalang, Selasa (6/2/2024).

Dikatakan, salah satu upaya antisipasi yang perlu dilakukan adalah menghadapi curah hujan yang tinggi, Termasuk potensi bajir yang dikhawatirkan mengganggu kelancaran pelaksanaan Pemilu 2024.

Selain upaya penyelamatan logistik Pemilu 2024 dari air hujan, kata dia, kondisi kesehatan para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) juga harus diperhatikan. “Musim hujan pasti punya dampak, sehingga perlu kita pikirkan saudara saudara kita yang menjadi petugas KPPS,” kata Sumarno, dikutip dari InilahJateng.

Berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Bawaslu, Jateng masuk kategori rawan sedang, Namun demikian, terdapat tujuh kabupaten/kota yang masuk rawan tinggi. Yakni Kota Semarang, Sukoharjo, Purworejo, temanggung, Wonosobo, Magelang, dan Kendal.

“Hasil mitigasi Bawaslu ini menjadi modal kita untuk lebih waspada. Apa yang dimitigasi Bawaslu mudah-mudahan hasilnya tidak seperti itu, tapi ini adalah indikator yang harus kita tindaklanjuti bersama Kesbangpol kabupaten/kota,” ujar Sumarno.  

Sumarno meminta, seluruh pemangku kepentingan di Pemilu 2024, perlu meningkatkan koordinasi, kolaborasi, dan sinergitas, sehingga pelaksanaan pemilihan umum 2024 berlangsung lancar, aman, dan sukses.

Sumarno juga memastikan, saat masa tenang yang jatuh pada 11-13 Februari 2024, wilayah Jateng harus bersih dari seluruh jenis alat peraga kampanye.

Untuk itu, kata dia, butuh kolaborasi dengan berbagai pihak agar tercipta kondisi yang benar-benar tenang dan damai. Agar seluruh masyarakat nyaman saat memutuskan pilihannya di bilik suara.

“Jadi pada masa tenang, tidak ada lagi hiruk-pikuk kampanye. Semuanya bisa berfikir tenang untuk menentukan pilihan pemimpin-pemimpin kita lima tahun ke depan,” kata Sumarno. 
 

Back to top button