Jelang laga besar antara Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta pada Sabtu (9/12/2023), Caretaker Persebaya, Uston Nawawi, menekankan pentingnya sportivitas dan kedewasaan suporter. Penegasan ini datang sebagai respons atas insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion Jatidiri, Semarang, saat PSIS menjamu PSS Sleman.
“Saya yakin Bonek dan Bonita, suporter kami, telah bertumbuh menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab,” ujar Nawawi dalam keterangan resmi, Jumat (8/12/2023).
Ia berharap, pertemuan dengan Persija kali ini dapat berlangsung dalam suasana yang aman dan sportif.
Pelatih berusia 46 tahun tersebut juga mengapresiasi kemajuan yang telah ditunjukkan oleh kedua kubu suporter dalam beberapa waktu terakhir. “Pertemuan terakhir dengan Persija menunjukkan bahwa kedua suporter sudah dapat bersikap lebih akur,” tambahnya.
Nawawi memahami larangan operator Liga terhadap kehadiran suporter tim tamu di kandang lawan, tetapi tetap berharap laga berlangsung dalam suasana yang mendukung dan aman. “Yang terpenting bagi kami adalah menjaga keamanan semua yang hadir dan tentu saja, memenangkan pertandingan,” ucap Nawawi.
Kejadian positif sebelumnya, seperti kedatangan tim Persija dan Arema FC ke stadion dengan bus reguler—bukan kendaraan lapis baja—menjadi contoh nyata kemajuan dalam hubungan antarsuporter. Ini mencerminkan perubahan positif dalam budaya suporter sepak bola Indonesia.
Dalam konteks kompetisi, baik Persebaya maupun Persija sedang berjuang memperbaiki posisi mereka di klasemen. Persija saat ini berada di urutan kesembilan dengan 28 poin, sedangkan Persebaya berada di posisi ke-14 dengan 23 poin. Dengan dua pertandingan tunda, Persebaya memiliki kesempatan untuk menyalip Persija di klasemen.
Laga antara Persebaya dan Persija tidak hanya penting dari sisi poin, tetapi juga sebagai ajang pembuktian kedewasaan dan sportivitas di antara kedua kelompok suporter, yang memiliki sejarah panjang dalam rivalitas sepak bola Indonesia.
