News

Pemilu 2024 Diprediksi Marak Hoaks, DPR: Polanya Mirip dengan Pemilu 2019

Anggota Komisi IV DPR RI, Yohanes Fransiskus Lema atau Ansy Lema memprediksi penyebaran berita bohong atau hoaks akan terjadi lagi di Pemilu 2024. Polanya, sambung dia, berpotensi sama dengan Pemilu 2019.

Asny mengungkapkan, hasil temuannya yang diambil dari Kementerian Informatika dan Komunikasi (Kominfo), menunjukkan bahwa hoaks terbesar terjadi selama periode Agustus 2018 sampai 30 September 2019, tercatata ada 916 kasus berkaitan dengan politik.

“Data yang saya kutip saya ambil dari Kominfo terkait dengan berita bohong perkategori Agustus 2018 sampai 2019 total ada sebanyak 3.356 hoaks,” kata Ansy saat menjadi pembicara dalam acara diskusi “Potensi Penyebaran Misinformasi dalam Pemilu 2024”, Gedung Pakarti, Jakarta, Rabu (12/7/2023).

Selama periode itu, Ansy menjelaskan, bahwa temuan hoaks yang paling banyak terjadi di bulan April 2019, yang merupakan waktu pelaksanaan pemilu dan pilpres, eskalasi politik berada pada titik puncaknya saat itu. “Tetapi saya kira 2024 pun tren akan sama seperti pada tahun 2019 ini,” ujar Ansy.

Ia mengatakan, jelang kontestasi pemilu akan selalu banyak serangan disinformasi ataupun misinformasi yang akan terjadi. Gangguan-gangguan ini, ia nilai, akan mempengaruhi pilihan politik.

“Tetapi kalau ruang publik diisi dengan misinformasi ataupun gangguan informasi tentu keputusan-keputusan kita juga bisa salah,” ujar Ansy.

Berkaitan dengan itu, Ansy mengingatkan kebebasan berpendapat atau bersuara harusnya bersifat netral, bukan dimanfaatkan untuk menyebarkan misinformasi yang masif dan marak di dunia politik.

“Kebebasan tidak semata tentang freedom tapi harus bisa bersenyawa dengan ketertiban dan tanggung jawab. Ini tanggung jawab kita bersama,” ujar Ansy.

Back to top button