Market

Kembalikan Swasembada Pangan, Mentan Amran Dorong Swasta Bantu Petani Garap Lahan Tidur


Untuk mengembalikan swasembada pangan ke tangan Indonesia, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendorong seluruh pihak untuk membantu petani padi dalam memanfaatkan lahan tidur.

“Di era Pak Jokowi, kita 3 kali swasembada pada 2017, 2019, 2020. Ke depan, perlu sinergi dengan banyak pihak terkait untuk menekan impor dalam waktu satu, hingga dua tahun ke depan. Harapannya kita sudah swasembada seperti dulu,” kata Mentan Amran, dikutip Jumat (10/5/2025).

Amran menegaskan, Kementerian Pertanian (Kementan) sepakat untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak demi meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian di Indonesia yang sempat terpuruk akibat El Nino, atau kemarau ekstrem.

Upaya PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) melakukan pendampingan kepada petani untuk mengolah lahan yang tak produktif seluas 6 hektare (ha) di Desa Kedung Rawan, Sidoarjo, Jawa Timur, mendulang hasil positif.

Hasilnya lumayan juga, produksi gabahnya mencapai 8 ton per ha, saat musim tanam ketiga. Selain WPI, program pendampingan tersebut juga didukung PT Wilmar Chemical Indonesia selaku produsen pupuk, dan Syngenta selaku produsen pestisida.

Rice Business Head WPI, Saronto menjelaskan, program pendampingan yang telah berlangsung sejak 2023 ini, berhasil mengolah kembali lahan tidak produktif alias lahan tidur.

“Keberhasilan ini bisa menunjukkan ke petani,  kalau dikelola dengan baik hasilnya akan bagus,” kata Saronto di Sidoarjo, Rabu (8/5/2025).

Awalnya, lahan tidak produktif tersebut sudah 10 tahun tidak digarap petani karena termasuk ke dalam daerah banjir. Lahan itu kemudian ditawarkan ke Wilmar agar memberikan pendampingan ke petani.

Saronto menjelaskan,  menghidupkan lahan tidur tidak mudah. Pada musim tanam pertama, pengelolaan lahan dapat dikatakan gagal karena masih lahan banyak gulma yang tumbuh dan menelan biaya cukup besar. Saat panen, hasilnya hanya 1,6 ton/ha, masih jauh dari target 6 ton/ha.

Belajar dari masa tanam pertama, perusahaan mulai menganalisa kembali dan melakukan perbaikan pada pengelolaan lahan. Pada MT dua, selain biaya dapat ditekan, hasil panen melonjak hingga 6 ton/ha.

Menurutnya, pengelolaan lahan tidur bertujuan untuk mendukung peningkatan produksi pangan melalui lahan yang sudah ada. Pihak WPI berencana kembali melakukan pendampingan petani untuk menggarap lahan tidur seluas 20 ha di Sidoarjo.

“Kendalanya adalah biayanya besar dan potensi gagal pada MT satu, itu yang menyebabkan lahan tidur banyak yang dibiarkan,” tutur Saronto.

Kepala bidang Ketahanan Pangan Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, Abriyani Susilowati mengatakan, kemitraan antara pemerintah, perusahaan dan petani seperti gayung bersambut.

Saat ini, kata dia, semakin banyak petani berusia lanjut sehingga tenaganya berkurang. Sementara, kebutuhan pangan terus meningkat yang dibarengi dengan luas lahan yang berkurang.

“Kami menyambut baik kerja sama ini, dengan harapan dapat membantu petani dan mendapatkan hasil yang lebih baik,” kata Abriyani. 
 

Back to top button