News

Inilah 5 Banjir Terparah di Jakarta Sepanjang Sejarah, Banyak Memakan Korban Jiwa


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan setidaknya sebanyak 17 RT dan 16 ruas jalan terendam banjir akibat hujan deras yang melanda Jakarta pada Rabu, 31 Januari 2024.

Mungkin anda suka

Angka ini naik dari laporan sebelumnya yang hanya mencakup 4 RT dan 6 ruas jalan. Pos Pantau Sunter Hulu bahkan telah menaikan status bahaya Siaga 1 sejak pukul 05.00 WIB.

Banjir merupakan isu yang melekat pada Jakarta sejak masa pemerintahan Hindia Belanda dan masih belum ditemukan solusi efektifnya hingga kini.

Terkadang, dampak dari bencana ini bukan hanya menyebabkan kerugian material bagi masyarakat, namun juga telah merenggut banyak korban jiwa.

Beberapa kasus pun telah dicatat sebagai peristiwa banjir terbesar dan terparah di Jakarta.

Banjir Terparah Sepanjang Sejarah Jakarta

Selain curah hujan dengan intensitas tinggi, secara geografis DKI Jakarta memang merupakan dataran rendah yang berada di antara hulu sungai dan pesisir.

Inilah yang membuat Jakarta menjadi wilayah langganan banjir.

Berikut ini adalah beberapa kasus banjir terparah sepanjang sejarah banjir Jakarta:

1. Banjir Tahun 2020

Baru saja menyambut pergantian tahun 2020, Jakarta diterpa hujan tiada henti hingga menyebabkan musibah banjir bandang.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, curah hujan saat itu merupakan rekor curah hujan tertinggi di Jabodetabek dengan angka  mencapai 377 milimeter (mm).

Akibat musibah tersebut, 24 korban dinyatakan meninggal dunia karena hanyut, cedera, hingga tersengat listrik

Karena peristiwa itu pun, 31 ribu warga diungsikan dan 724 wilayah terdampak pemadaman listrik.

Mobil dan motor hanyut terseret banjir. Transportasi umum mulai dari Transjakarta, KRL Commuter Line, hingga penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma harus dibatalkan akibat banjir.

2. Banjir Tahun 2015

Di tahun 2015, tepatnya pada 9 Februari 2015, 38 kecamatan di Jakarta terendam banjir.

Pada saat itu, ada 52 titik dari 5 wilayah Jakarta yang terendam banjir, dengan lokasi terparah ada di daerah Kelapa Gading, Mangga Dua, dan Grogol.

Sebanyak 231.566 warga terdampak dan 41.202 lainnya diungsikan. 

KRL Commuter Line bahkan tidak dapat beroperasi karena air bah menggenang di Stasiun Jakarta Kota, Sudirman, dan Kampung Bandan.

Kerugian yang diakibatkan oleh banjir bandang di Jakarta tahun 2015 ditaksir mencapai Rp1,5 triliun.

3. Banjir Tahun 2014

Banjir di tahun 2014 juga tercatat menjadi peristiwa banjir terparah di Jakarta. 

Saat itu puncak musim penghujan dan curah hujan setiap harinya mencapai angka 104 mm per hari.

Sejumlah BPDB mencatat 134.662 warga terdampak banjir, 62.819 ribu jiwa mengungsi di  253 titik pengungsian.

Peristiwa ini juga memakan 23 korban jiwa akibat tenggelam, jatuh, tersetrum, hingga hanyut terbawa arus.  Korban jiwa terbanyak ada di wilayah Jakarta Timur.

Kerugian materi yang tercatat setelah peristiwa ini mencapai angka hampir Rp5 triliun.

4. Banjir Tahun 2013

Awal tahun, tepatnya pada tanggal 15-21 Januari 2013 Jakarta lagi-lagi dilanda musibah banjir.

Kali ini, banjir bukan hanya disebabkan oleh curah hujan. Namun juga karena buruknya sistem drainase, ditambah beberapa tanggul jebol pada saat itu.

Bahkan berdasarkan perhitungan BMKG, curah hujan di tahun itu seharusnya lebih rendah dibandingkan periode Januari-Februari 2007.

Akibat peristiwa tersebut, gedung DPRD DKI Jakarta terendam hingga 40 cm.

Sejumlah 20 warga pun dilaporkan tewas akibat peristiwa ini, sementara 33.500 lainnya diungsikan.

Angka kerugian material pasca tragedi ini pun tercatat sangat fantastis, yakni mencapai Rp20 triliun. Ini adalah kerugian terbesar akibat musibah banjir sepanjang sejarah DKI Jakarta.

5. Banjir Tahun 2007

Banjir tahun 2007 adalah tragedi banjir terparah di Jakarta sepanjang era kemerdekaan, berhasil menggeser posisi peristiwa banjir di tahun 2002.

Bermula saat hujan lebat mengguyur ibukota sepanjang dua hari penuh pada 1 Februari 2007, ditambah sistem drainase yang kacau, 60 persen wilayah Jakarta pun sukses tenggelam oleh banjir.

Tragedi ini menyebabkan angka kematian terbesar karena banjir di Jakarta, dengan 80 korban jiwa dalam kurun waktu 10 hari. 

Jumlah pengungsi pun membludak hingga tak mampu ditanggung seluruhnya di lokasi pengungsian.

Berbagai sektor di Jakarta lumpuh akibat tragedi ini, hampir 1.500 gedung sekolah rusak tak bisa digunakan hingga 40 persen sekolah dasar diliburkan hingga waktu yang tak dapat ditentukan.

Kerugian akibat tragedi ini diperkirakan mencapai Rp4,3 triliun.

.

.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button