News

Ini Kriteria Pemimpin yang Boleh dan Terlarang Publik Pilih Versi Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan beberapa kriteria calon pemimpin yang boleh dan tidak boleh dipilih publik saat Pilpres 2024 digelar. Hal ini ia ungkapkan saat berpidato dalam acara relawan Alap-alap di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (7/10/2023).

Menurutnya, saat ini kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja, karena ada perang, perubahan iklim, krisis pangan dan perkara lainnya. Jokowi berpandangan Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani dalam ambil sikap.

“Jangan digertak negara lain sudah langsung ciut. Jangan kita digugat misal Uni Eropa ke WTO kita jadi grogi. Tidak boleh negara sebesar Indonesia memiliki pemimpin yang gampang ciut nyalinya digertak negara sebesar apapun. Setuju?,” ucap Jokowi, dikutip Minggu (8/10/2023).

Jokowi juga menyebut pemimpin harus berani mengambil risiko. Menjadi pemimpin katanya, jangan hanya mencari aman dan enak duduk di istana.

“Jadi pemimpin harus berani mengambil risiko. Itu pemimpin politik yang betul. Jangan hanya cari selamat, cari enak. Menikmati nikmatnya, enaknya duduk di istana, tidur di istana,” tuturnya menambahkan.

Jokowi mengatakan mengelola Indonesia tak mudah dan tak bisa dibandingkan dengan negara kecil. Menurut Jokowi, Indonesia adalah negara yang besar. Sehingga bagi dia, terkadang orang yang tidak mengerti lapangan akan kelihatan menganggap mudah.

“Bapak-ibu sekalian, ini negara besar, dari Sabang sampai Merauke itu negara yang sangat luas, negara dengan penduduk yang sangat besar, jangan dibandingkan dengan negara kecil yang mengelola jauh lebih mudah,” kata Jokowi.

Ia juga berpesan Pemilu 2024 berjalan dengan damai. Jokowi berharap tak ada ujaran kebencian. “Berkaitan dengan 2024. Kita berharap, kita semuanya berharap agar jalannya Pemilu itu berjalan dengan damai dan tidak ada lagi yang namanya ujaran kebencian. Setuju?,” ucap dia.

Back to top button