Arena

Ini Ketentuan dan Spesifikasi Stadion Standar FIFA Sebelum Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17

Indonesia dikabarkan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 yang akan digelar pada 10 November sampai 2 Desember mendatang. Berita tersebut tentu membuat para pecinta sepak bola di Indonesia antusias.

Di lain sisi banyak yang beropini jika turnamen internasional itu mungkin tidak akan dilaksanakan di Jakarta, mengingat tanggal pertandingannya bertabrakan dengan konser Coldplay yang akan diselenggarakan pada 15 November 2023.

Banyak pro dan kontra mengenai hal ini, beberapa dari masyarakat berharap venue konser Coldplay bisa dipindah ke tempat lain, karena di Jakarta memiliki stadium cukup baik untuk acara konser musik.

Namun tak sedikit pula yang beropini bahwa acara turnamen ini bisa diselenggarakan di luar kota karena masih banyak stadion olahraga di Indonesia yang sudah memenuhi standar FIFA.

Hingga saat ini masih belum diketahui hasil akhir penentuan venue Piala Dunia U-17 2023. Namun Menpora menyatakan bahwa ada lima stadion berstandar FIFA di Indonesia yang dapat digunakan, antara lain adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Gelora Bung Tomo (GBT), Manahan Solo, Gelora Sriwijaya, dan Kapten I Wayan Dipta.

Berikut penjelasan lebih lengkap alasan kenapa kelima stadion ini sudah memenuhi spesifikasi standar dari FIFA.

FIFA sebagai organisasi olahraga sepak bola dunia tentu menginginkan seluruh acara yang mereka selenggarakan dapat berjalan dengan baik. Itu sebabnya, di dalam Pedoman Stadion FIFA, mereka mengatakan bahwa sebuah stadion harus memenuhi persyaratan utama, ramah secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Ini bukan persyaratan politik, namun ini semua demi kepentingan semua pihak, baik dari pemain sepak bola, penonton, dan pihak penyelenggara. Berikut adalah spesifikasi stadion berstandar FIFA yang diambil dari website resminya.

1. Desain Bowl Stadium

Spesifikasi stadion standar FIFA yang pertama adalah dari desain bowl stadion yang dimiliki. Dilansir dari halaman resminya, jarak pandang optimal untuk tempat duduk di bowl stadion adalah dalam jarak 150 m dari sudut jauh lapangan dan jarak maksimum 190 m dari sudut jauh lapangan.

2. Atap Stadium

Dari segi atap atau roof juga sangat diperhatikan oleh FIFA. Bahkan di halaman resminya, mereka menyebut ada tiga jenis struktur atap yang bisa digunakan sesuai bentuk stadion.

1. Cantilevered Roof Structures

Cantilevered Roof Structures - inilah.com
Photo: Fifa.com

Struktur atap ini ditopang di salah satu ujung stadion, biasanya di bagian belakang dudukan dan diproyeksikan ke bagian depan dudukan.

Keuntungan utama dari jenis desain struktur ini dapat dipasang bay by bay.  Dengan kata lain, struktur ini akan memudahkan pihak stadion untuk melakukan perubahan di masa depan.

2. Simply Supported Trusses

Simply Supported Structure - inilah.com
Photo: Fifa.com

Struktur atap ini ditopang pada dua ujung dengan tiang penopang besar yang membentang sepanjang tiang penyangga atau di atas stadion.

Metode ini dapat menghemat biaya terutama saat mendesain tribun individu dan mengurangi jumlah struktur di bagian belakang stadion.

3. Tensile Structures

Tensile Structure - inilah.com
Photo: Fifa.com

Struktur atap yang distabilkan dengan tegangan daripada komperesi. Biasanya jenis atap ini dibangun dengan sistem jaring kabel yang dikencangkan di membran atap.

Bentuk atap ini lebih cocok untuk stadion berukuran besar dan sulit untuk melakukan perluasan atau pengembangan di masa depan. Keuntungan dari jenis ini adalah dapat terlihat ringan dan elegan tanpa membutuhkan penyangga terlalu banyak.

3. Aksesibilitas

Stadion yang baik harus dapat diakses oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas dan orang dengan mobilitas terbatas.

Baik di dalam stadion dan kawasan sekitarnya harus mengakomodasi semua staf, penonton, dan tamu sambil menghormati prinsip non-diskriminasi, kesetaraan, martabat, inklusivitas, dan fungsionalitas.

4. Area Tempat Duduk

Area tempat duduk dan fasilitasnya juga patut diperhatikan untuk menyesuaikan standar stadion dari FIFA.

Dalam hal ini, FIFA juga memberlakukan standar minimum yang harus diikuti oleh setiap negara, salah satunya adalah material kursi harus tahan api.

FIFA juga memberikan rekomendasi jenis kursi dalam dua kategori, kursi tunggal dan kursi tip-up atau lipat. Kursi tunggal menawarkan keunggulan dari segi biaya yang rendah dan material yang kuat. Namun kursi ini membutuhkan perawatan yang lebih dan dapat menghambat aksesibilitas penonton untuk keluar dari stadion.

Sedangkan kursi lipat cenderung lebih mahal tapi memberikan kenyamanan yang lebih baik untuk penonton. Selain itu, kursi ini juga sangat ramah penyandang disabilitas dan mereka yang dengan mobilitas terbatas untuk menikmati pertandingan.

Adapun ketentuan lain yang harus dipatuhi adalah jarak kursi dengan jalan sebesar 400 mm dan kursinya harus bisa menopang beban hingga 250 kg.

5. Luas Lapangan Pertandingan

Dari segi ukuran lapangan, FIFA merekomendasikan dimensi 105 meter x 68 meter. Sedangkan untuk area luar lapangan, FIFA merekomendasikan untuk diberi jarak lima meter di luar setiap haris gawang dan empat meter di luar setiap garis sentuh yang disediakan sebelum penempatan papan iklan perimeter.

6. Kategori Stadion Standar FIFA

FIFA juga memberikan pedoman mengenai kategori stadion yang dapat diterapkan dan diskalakan ke berbagai industri olahraga sepak bola di dunia. Maka dari itu, mereka telah membuat lima kategori stadion berstandar FIFA yang bisa diikuti oleh setiap negara;

Kategori Kapasitas Minimal Tujuan
1 40,000 Tempat pertandingan sepak bola profesional yang sangat besar, mampu menjadi kandang klub-klub besar dan kompetisi internasional utama (misalnya, pertandingan final Piala Dunia FIFA).
2 20,000 Tempat pertandingan sepak bola profesional yang besar, mampu menjadi kandang pertandingan klub besar dan kompetisi internasional.
3 10,000 Tempat pertandingan sepak bola profesional yang mampu menjadi tuan rumah kompetisi klub dan final kompetisi internasional yang lebih kecil (misalnya, turnamen remaja).
4 3,000 Tempat pertandingan sepak bola profesional kecil yang mampu menjadi tuan rumah pertandingan klub yang lebih kecil dan tahap grup kompetisi internasional yang lebih kecil (misalnya, turnamen remaja).
5 250 Standar minimum FIFA untuk stadion sepak bola apa pun, termasuk kelompok pengembangan anak dan penggunaan komunitas. 

Masih ada banyak persyaratan minimum yang harus diikuti untuk mendapat sertifikasi stadion berstandar FIFA. Bagi yang penasaran, Anda bisa membacanya langsung di publications.fifa.com.

5 Stadion Standar FIFA di Indonesia

Indonesia memiliki banyak stadion multifungsi yang bisa digunakan untuk menyelenggarakan acara olahraga. Namun dari sekian banyaknya stadion, hanya ada 6 stadion saja yang sudah memenuhi standar resmi dari FIFA. Berikut daftarnya.

1. Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta

Stadion Standar Fifa, Stadion Gelora Bung Karno (gbk) - inilah.com
Photo: Getty Images

Stadion Gelora Bung Karno atau biasa disebut GBK adalah stadion utama dan kebanggaan masyarakat Indonesia. GBK pertama kali dibangun pada 8 Februari 19600 dan dibuka pada 21 Juli 1962.

Di tahun yang sama, Indonesia mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah Asian Games IV tahun 1962. Pesta olahraga itu disambut baik oleh Presiden R.I Pertama, Ir. Soekarno. Akhirnya beliau mulai membangun komplek olahraga dan beragam fasilitas lainnya.

Sampai saat ini GBK masih menjadi stadion yang paling diandalkan untuk mengadakan turnamen olahraga internasional. Bahkan stadion yang memiliki luas 279,1 Ha ini terus dibangun dan dikembangkan sampai mendapat gelar stadion berstandar FIFA di tahun 2018.

Dilansir dari berbagai sumber, kapasitas jumlah penonton di GBK mencapai 80.000 dan dilengkapi dengan tempat duduk berstandar FIFA yang terbagi dalam dua jenis, kursi tunggal dan kursi lipat.

2. Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya

Stadion Standar Fifa, Stadion Gelora Bung Tomo (gbt) - inilah.com
Photo: VOI

Stadion Gelora Bung Tomo atau GBT menjadi stadion andalan dan sangat dibanggakan oleh masyarakat Surabaya. Pasalnya, GBT menjadi stadion satu-satunya dibuat berdasarkan spesifikasi standar stadion dari FIFA.

Gelora Bung Tomo pertama kali dibangun pada tahun 2008 dan baru diresmikan pada tahun 2010 oleh Presiden R.I Keenam, Susilo Bambang Yudhoyono. Di awal pembangunannya, stadion ini membutuhkan biaya sebesar Rp452 miliar.

Fasilitas dan kelengkapan stadion ini mulai diperlengkap oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini untuk kebutuhan Piala Dunia U-20 di tahun 2021.

Dilansir dari antaranews.com, Walikota Surabaya itu mengembangkan hampir semua aspek yang ada di stadion, mulai dari jenis kursi, rumput, lampu, sampai menambahkan fasilitas lift yang direkomendasikan secara langsung oleh FIFA.

3. Stadion Manahan, Solo

Stadion Manahan, Solo - inilah.com
Photo: Berita99

Stadion Manahan adalah salah satu pusat olahraga kebanggaan masyarakat Kota Solo, Jawa Tengah. Lokasi stadion ini berada di tempat yang sangat strategis, yakni di Jalan Adi Sucipto No 1, Manahan, Banjarsari, Surakata.

Pusat olahraga ini pertama kali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 21 Februari 1998. Awalnya, lapangan ini digunakan untuk pacuan kuda Kadipaten Mangkunegaran.

Di tahun 2018, stadion ini direnovasi untuk persiapan gelaran Piala Dunia U-20 2023. Dilansir dari Kompas.com, biaya renovasi stadion ini mencapai Rp301 miliar.

Meski turnamen Piala Dunia U-20 2023 tidak jadi diselenggarakan di Indonesia, Stadion Manahan masih memiliki peluang sebagai tuan rumah untuk Piala Dunia U-17 yang akan diselenggarakan pada bulan November mendatang.

4. Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali

Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali - inilah.com
Photo: Pengamat Sepakbola

Stadion Kapten I Wayan Dipta adalah stadion multifungsi yang ada di Gianyar, Bali, Indonesia dengan kapasitas 15.860 kursi penonton.

Sama seperti stadion lainnya, stadion ini pertama kali dibangun sesuai standar nasional. Namun karena stadion ini terpilih menjadi salah satu stadion yang akan digunakan untuk Piala Dunia Sepak Bola U-20 2021, Pemerintah Kabupaten Gianyar akhirnya melakukan renovasi pada stadion ini.

Biaya renovasi Stadion Kapten I Wayan Dipta dikabarkan menghabiskan dana sebesar Rp152,9 miliar.

Adapun renovasi yang dilakukan di stadion ini adalah kapasitas lampu field of play dinaikkan menjadi 2.400 lux, kursi single seat 3.332 unit, 30 unit kursi pendamping difabel, 1.310 kursi VIP, 160 kursi di corporate box, dan 8 kursi di royal box sesuai standar dari FIFA.

5. Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang

Stadion standar FIFA, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang
Photo: jakabaringcitysport

Stadion standar FIFA terakhir di Indonesia adalah Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring yang berlokasi di Kompleks Jakabaring Sport City, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Dilansir dari berbagai sumber, stadion serbaguna  pertama kali dibangun pada 1 Januari 2001 untuk acara PON XVI di Kota Palembang. Adapun kapasitas jumlah penonton di stadion ini mencapai 23.000.

Dilansir dari halaman jakabaringsportcity.id, stadion dengan luas lahan 24,97 Ha ini sekarang bisa menampung hingga 38.000 penonton dan memenuhi spesifikasi standar dari FIFA, seperti lapangan berukuran 105 x 72 m, kapasitas listrik 147,000 VA, FOP Light 1,500 lux, dan area parkir seluas 3 Ha.

Back to top button