News

Ini Daftar Konflik Polri dengan Instansi Lain, Mulai dari Kejagung hingga KPK


Dua oknum Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri disinyalir melakukan kegiataan spionase kepada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) Febri Adriansyah.

Tidak hanya itu, konvoi kendaraan berlogo Brimob pun sempat wara-wiri di depan Gedung Kejagung pada Senin (20/5/2024) malam.

Sejumlah pihak mencurigai intimidasi ini berkaitan dengan upaya Kejagung membongkar skandal mega korupsi.

Anggota Komisi III DPR, Hinca Panjaitan, menyebut adanya keterkaitan kasus korupsi di PT Timah dengan aksi ‘liar’ ini.

“Ini disebut-sebut berkaitan dengan kasus pengungkapan skandal mega korupsi timah di Babel (Bangka Belitung),” kata Hinca, kepada wartawan, Senin (27/5/2024).

Sejatinya, ini bukan kali pertama polisi diduga mengintimidasi Lembaga Penegak Hukum (LPH) maupun institusi negara lainnya.

Berikut Konflik Polisi dengan Institusi Negara Lain: 

1. Polri Vs KPK 2009

Kejagung bukanlah APH pertama yang diduga mendapat intimidasi.Sebelumnya ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kasus ini terjadi pada 2009. Perkara bermula saat KPK disinyalir menyadap Kabareskrim Mabes Polri Komjen Susno Duadji terkait pencairan dana Budi Sampoerna di kasus Bank Century.

Kasus ini dikenal dengan Cicak Vs Buaya jilid I. Istilah ini diungkapkan oleh Susno dengan menganalogikan KPK sebagai cicak kecil dan Polri sebagai buaya.

cicak vs buaya
ketegangan antara KPK dengan Polri pada 2009. Ketika itu muncul istilah Cicak Vs Buaya. (Foto:Wikipedia)

Perkara ini lantas melebar dengan Bareskrim yang memutuskan untuk menyidik danya  dugaan penyuapan Rp6,7 miliar ke pimpinan KPK terkait kasus Anggoro Widjojo. Kasus ini ditelusuri polisi atas testimoni Ketua KPK Antasari Azhar.

Puncaknya terjadi ketika Bareskrim Polri menahan dua Wakil Ketua KPK, Bibit Riyanto dan Chandra Hamzah.

2. Polri Vs KPK 2012

Terjadi tiga tahun kemudian. Tepatnya pada awal Oktober 2012. Kasus ini bermula saat KPK membongkar korupsi simulator SIM di Korlantas Polri seniai 196 miliar.

Pada 27 Juli 2012, KPK lantas menetapkan Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka.

Beberapa hari setelah penetapan tersangka, KPK melakukan penggeledahan di kantor Korps Lalu Lintas Mabes Polri, Jakarta.

Dalam kegiatannya, tim KPK sempat dipersulit. Barang bukti yang hendak diangkut direbut kembali untuk dibawa masuk ke kantor Korps Lalu Lintas.

Aksi ini seolah “dibalas” oleh Polri dengan mengepung gedung KPK. Pada tanggal 5 Oktober 2012, puluhan anggota Brimob datang untuk menangkap salah satu penyidik KPK, Novel Baswedan.

Novel dijadikan tersangka atas aksi penganiayaan berat saat masih bertugas di Kepolisian Daerah Riau pada tahun 2004. Saat itu, Novel juga bertindak sebagai ketua tim Satgas kasus simulator.

Kasus ini menjadi sikuel Cicak Vs Buaya jilid II.

3. Kejagung-Polri 2013

Pangkal ketegangan Polri dengan Kejagung ini yakni terkait persoalan eksekusi Komjen Purn Susno Duadji. Tim jaksa ketika itu, gagal melakukan eksekusi membawa Susno ke penjara karena perlindungan polisi.

“Pak Susno meminta perlindungan (Polda Jabar-red). Itu sudah masuk eksekusi, jadi terhambat,” kata Asintel Kejati DKI Firdaus Dewilmar ketika itu, 25 April 2013.

Polri Vs Kejagung
Mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji (kemeja putih), dikawal ketat petugas keamanan, di Bandung, Jawa Barat. (Foto:Antara/Agus Bebeng)

Pada 24 April 2013, tim jaksa dari Kejati DKI sempat bersitegang dengan petugas kepolisian berseragam di lantai dua rumah Susno di Bandung. Petugas polisi dan jaksa itu berdebat mengenai kewenangan eksekusi. Polisi beralasan pihaknya hanya memberi perlindungan pada warga negara.

Ketegangan mereda setelah dua pimpinan LPH kala itu, yakni Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo dan Jaksa Agung Basrief Arief bertemu.

4. Polri Vs KPK 2015

Sikuel Cicak Vs Buaya jilid III terjado pada era pertama presiden Jokowi pada Januari tahun 2015.

Tiga hari setelah presiden Jokowi menetapkan Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai calon Kaplori, KPK secara resmi menetapkan BG sebagai tersangka kasus korupsi.

Sebelas hari setelah penetapan tersangka BG oleh KPK, Polri menangkap Wakil Ketua KPK, Bambang Widjajanto (BW). Penangkapan tersebut didasarkan pada pengaduan Sugianto Sabran, bekas anggota legislatif dari fraksi PDI-P.

Tudingannya adalah sebagai dalang kesaksian palsu dalam sengketa pilkada Kotawaringin, Kalimantan Tengah, 2010 silam.

Sehari setelah penangkapan BW, kini giliran Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja yang diadukan ke Bareskrim Polri atas dugaan pemalsuan surat notaris yang melibatkan penghilangan saham PT. Desy Timber.

Dua hari kemudian, Wakil Ketua KPK Zulkarnaen menyusul. Ia diadukan ke kepolisian. Tuduhannya adalah dugaan korupsi dana hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Jawa Timur pada tahun 2008.

5.Ketegangan Polri dengan TNI

Ketegangan antara dua intitusi bersenjata ini kerap terjadi di beberapa wilayah,seperti saat penyerangan Mapolres OKU oleh puluhan anggota TNI pada 2013.

tni vs polri
Bentrokan antara TNI AL dengan Brimob di Sorong Papua. (Foto:Tangkapan layar)

Kemudian kasus penyerangan LP Cebongan, Sleman, pada 23 Maret 2013. 4 Tahanan polisi yang dititipkan di LP Cebongan tewas didor. Pelakunya ternyata anggota Kopassus yang menuntut balas atas kematian rekan mereka oleh tahanan tersebut.

Terakhir kejadian bentrokan antara Prajurit TNI AL dengan Brimob di Pelabuhan Sorong, Papua Barat Daya pada tahun 2024.

Kasus penyerangan LP Cebongan ini sempat dikait-kaitkan dengan hubungan TNI dan Polri. Soal premanisme yang tak tuntas ditangani kepolisian, sehingga harus TNI yang turun mengemuka.
 

 

Back to top button