Market

Miris, HET Beras Naik, Nilai Tukar Petani Malah Jeblok


Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Nilai Tukar Petani (NTP) April 2024 turun 2,18 persen dibandingkan Maret 2024, yaitu dari 119,39 menjadi 116,79, karena turunnya indeks harga terima petani yang dipengaruhi harga gabah.

“Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan It (indeks harga terima petani) nasional adalah gabah, jagung, cabai rawit, dan cabai merah,” ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Kondisi ini berbanding terbalik dengan kebijakan pemerintah yang menaikan harga eceran tertinggi (HET) Beras. Diketahui, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberikan sinyal untuk mengerek harga eceran tertinggi atau HET beras premium dan medium. 

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, pihaknya tengah menyiapkan Peraturan Badan (Perbadan) untuk menyesuaikan harga eceran tertinggi beras. “Iya kita akan siapkan [Perbadan],” kata Arief usai menghadiri Bisnis Indonesia Forum 2024, Selasa (30/4/2024) lalu. 

Sebelumnya, pemerintah kembali memperpanjang relaksasi HET beras premium hingga 31 Mei 2024. Kebijakan ini semula berakhir pada 24 April 2024. Arief kala itu menyebut, ada potensi relaksasi HET beras ini akan permanen. 

“Hari ini kami akan melakukan perpanjangan [HET beras] sampai 31 Mei, tetapi dengan catatan kita juga akan harmonisasi sehingga Peraturan Badannya akan ditetapkan. Hampir pasti angkanya untuk beras premium HET ada di 14.900,” kata Arief kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024). 

Tak hanya HET beras premium, pemerintah juga berencana untuk mengerek harga beras medium. 

Arief menyebut, pemerintah akan mematok HET beras medium di kisaran Rp12.000 hingga Rp12.500 per kilogram, sesuai dengan zona wilayah. Sebagai informasi, HET beras premium naik sebesar Rp1.000 untuk tiap wilayah sejak 10 Maret 2024. Di wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatra Selatan misalnya, HET yang semula Rp13.900 per kilogram kini dipatok menjadi Rp14.900 per kilogram. 

Harga Gabah Kering Panen

Plt Kepala BPS Amalia menjabarkan, harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun sebesar 15,58 persen, yakni dari Rp8.121 per kilogram pada Maret 2024, menjadi Rp6.958 per kilogram pada April 2024.

Penurunan juga terjadi pada perkembangan rata-rata harga gabah kering giling (GKG) sebesar 14,32 persen, yakni dari Rp6.736 per kg pada Maret 2024, menjadi Rp5.686 per kg pada April 2024.

“Di sisi lain, terdapat komoditas yang dominan menghambat penurunan It nasional, yaitu bawang merah, kakao, dan kelapa sawit,” kata dia.

Secara keseluruhan, Amalia menjelaskan bahwa penurunan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 1,74 persen, dari yang sebelumnya 144,28 pada Maret 2024, menjadi 141,78 pada April 2024.

Sedangkan, penurunan tersebut diiringi oleh peningkatan indeks harga yang dibayar petani, yakni sebesar 0,45 persen, dari yang sebelumnya 120,86 pada Maret 2024, menjadi 121,40 pada April 2024.

Perkembangan tersebutlah yang mengakibatkan nilai tukar petani (NTP) nasional pada April 2024 mengalami penurunan. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan.

NTP Provinsi Banten mengalami penurunan terbesar, yakni 6,31 persen dibandingkan dengan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Sulawesi Barat mengalami kenaikan tertinggi (6,81 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

“Peningkatan NTP tertinggi di Sulawesi Barat disebabkan oleh kenaikan harga komoditas kakao atau coklat biji dan kelapa sawit dari subsektor tanaman perkebunan rakyat, yang mendorong kenaikan It,” ujar Amalia.

Back to top button