News

Indonesia Berharap DK PBB Segera Ambil Langkah untuk Situasi di Gaza


Indonesia berharap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) segera mengambil langkah penting untuk mengatasi situasi di Gaza setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyurati dewan tersebut untuk pertama kalinya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal menyatakan bahwa Indonesia mendukung langkah Sekjen PBB yang mengirimkan surat kepada DK PBB di bawah Pasal 99 Piagam PBB.

Menurut dia, surat yang ditulis Sekjen PBB itu sejalan dengan posisi Indonesia yang telah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada berbagai forum internasional, termasuk PBB.

“Surat Sekjen tersebut diharapkan memberikan tekanan kepada DK PBB dan memberikan dasar bagi DK PBB untuk mengambil langkah politik segera dan tegas,” ujar Iqbal di Jakarta, Jumat (8/12/2023).

Dia menjelaskan bahwa Menlu Retno juga terus berkomunikasi dengan berbagai pihak yang dianggap memiliki pengaruh di DK PBB untuk meyakinkan agar tidak ada negara anggota tetap dewan tersebut yang menggunakan hak veto.

Untuk pertama kalinya sejak menjabat Sekjen PBB pada 2017, Guterres pada Rabu (5/12/2023) menulis sebuah surat kepada DK PBB untuk memohon agar dewan tersebut dapat mencegah bencana kemanusiaan di Gaza dan menyerukan gencatan senjata kemanusiaan.

Guterres memperingatkan DK PBB bahwa perang di Jalur Gaza dapat mengancam perdamaian dan keamanan internasional.

Surat tersebut ditulis di bawah Pasal 99 Piagam PBB yang memberikan wewenang kepada Sekjen PBB untuk menarik perhatian DK PBB terhadap setiap keadaan yang, menurut pendapatnya, dapat membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.

“Saya mendesak DK untuk menekan untuk mencegah bencana kemanusiaan. Saya mengulangi seruan saya agar gencatan senjata kemanusiaan diumumkan. Ini mendesak dilakukan,” tulis Guterres dalam suratnya.

DK PBB sebelumnya telah mengadopsi resolusi jeda kemanusiaan di Jalur Gaza pada 15 November 2023. Resolusi yang diadopsi untuk pertama kalinya sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023 tersebut menyerukan jeda kemanusiaan selama beberapa hari di Jalur Gaza untuk memungkinkan pengiriman bantuan dan evakuasi medis.

Israel melanjutkan serangan militer di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah jeda kemanusiaan sepekan dengan kelompok Palestina Hamas berakhir.

Setidaknya 17.487 warga Palestina meninggal dunia dan lebih dari 46.000 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Adapun korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 orang.

Back to top button