Market

Indonesia Bakal Tak Punya Hutan, Deforestasi Kalimantan Terbesar karena IKN


Beberapa tahun ke depan, Indonesia bakal tak memiliki hutan yang fungsinya sebagai paru-paru nusantara dan dunia. 

Mungkin anda suka

Pemicunya, pembalakan hutan atas nama proyek pemerintah atau pembukaan tambang yang ugal-ugalan. Semuanya terjadi di era Jokowi.

Auriga Nusantara, sebuah organisasi nonpemerintah yang concern terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, melemparkan informasi yang cukup membuat miris.

Pada 2023, Auriga Nusantara mencatat, luasan kerusakan hutan di Indonesia mencapai 257.384 hektare (Ha). Atau bertambah 26.624 ha dibanding deforestasi 2022 yang seluas 230.760 ha.

Catatan lainnya, kerusakan hutan di Kalimantan adalah yang tertinggi, yakni 73,2 persen. Atau setara 188.394 ha hutang yang rusak di Kalimantan.

Bisa jadi, tingginya deforestasi di Kalimantan imbas dari proyek Ibu Kota Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Dosen Fakultas Kehutanan UGM, Dwiko Budi Permadi, menyebut, 57 persen dari 256 ribu ha hutan di IKN, mengalami kerusakan alias deorestasi. Yang setara dengan  146 ribu ha.

Sedangkan Global Forest Watch (GFW), melaporkan, terjadi  deforestasi pada 2022 seluas 230.003 ha. Sementara angka deforestasi 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK) seluas 104.000 ha, dan TheTreeMap seluas 208.287 ha.

Ketua Auriga Nusantara, Timer Manurung mengatakan, data deforestasi tidak jauh berbeda dengan data GFW, karena menggunakan tools yang sama.

“Kesimpulannya adalah deforestasi di Indonesia dibandingkan semua data itu meningkat. Jadi, kita harus bersedih, karena Indonesia kembali ke tren lama yang deforestasinya meningkat, dan signifikan. Lebih dari 10 ribu Ha signifikan menurut saya,” kata Timer, dikutip Sabtu (30/3/2024).

Berdasarkan sebaran, Kalimantan menjadi pulau terluas yang mengalami deforestasi. Deforestasi terjadi di Kalimantan Barat (35.162 Ha), Kalimantan Tengah (30.433 Ha), Kalimantan Timur (28.633 Ha), Kalimantan Selatan (16.067 Ha), dan Kalimantan Utara (14.316 Ha).

Sebaran deforestasi di Indonesia sepanjang 2023. (Auriga Nusantara). “Di Kalimantan saja angkanya kalau dijumlahkan sudah 124.611 Ha. Hampir separo deforestasi di 2023 terjadi di Kalimantan. Ini alarm bahaya,” ujar Timer.

Di luar Pulau Kalimantan, daerah yang mengalami deforestasi terbesar tahun lalu yakni Sulawesi Tengah (16.679 Ha), Riau (13.268 Ha), Papua Selatan (12.640 Ha), Papua Tengah (11.336 Ha), dan Papua Barat (10.990 Ha). “Di Papua 34 ribuan Ha, 13 persen lah deforestasi Indonesia ada di Papua. Tidak sebesar di Kalimantan. Kalimantan menurut saya memang harus menjadi perhatian kita kedepan,” lanjut Timer.

Lebih lanjut, Timer memaparkan, berdasarkan penguasaan lahan, sebesar 73,2 persen atau sekitar 188.394 Ha deforestasi terjadi dalam kawasan hutan, terdiri dari kawasan hutan produksi (149.139 Ha), kawasan hutan lindung (26.624 Ha), dan kawasan hutan konservasi (12.631 Ha). Adapun deforestasi yang terjadi di Areal Penggunaan Lain (APL) yaitu seluas 68.839 Ha dan di tubuh air 151 Ha.

Deforestasi di kawasan konservasi sepanjang 2023 mencapai 12.612 Ha. Gambaran 10 kawasan konservasi yang alami deforestasi terparah. (Auriga Nusantara)

“73,2 persen deforestasi terjadi dalam kawasan hutan. Ini otoritas KLHK. Yang paling besar di kawasan hutan produksi. Dan yang menurut saya juga menjadi mengkhawatirkan adalah kita ternyata kehilangan hutan alam di hutan konservasi. Ini cambuk bagi pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia,” imbuh Timer.

Data Auriga Nusantara menunjukkan deforestasi terjadi di 142 unit kawasan konservasi seluas 12.631 Ha, terdiri dari: taman nasional 31 unit (4.267 Ha), cagar alam 45 unit (3.035 Ha), suaka margasatwa 26 unit (4.342 Ha), taman buru 3 unit (29 Ha), taman hutan raya 11 unit (331 Ha), taman wisata alam 15 unit (173 Ha), dan lainnya 11 unit (435 Ha).

Auriga Nusantara juga mencatat 10 kawasan konservasi yang mengalami deforestasi paling luas:
1. SM Pegunungan Jayawijaya 1.591 Ha
2. TN Lorentz 1.284 Ha
3. SM Mamberamo Foja 1.033 Ha
4. SM Pulau Dolok 825 Ha
5. TN Kerinci Seblat 793 Ha
6. CA Pegunungan Tambrauw Selatan 714 Ha
7. TN Tesso Nilo 471 Ha
8. TN Lore Lindu 441 Ha
9. TN Gunung Leuser 332 Ha
10. CA Faruhumpenai 306 Ha

 

Back to top button