News

Imbas Konflik Bersenjata, KPU Tunggu Laporan PPLN Sudan soal Situasi Pemilih Terkini

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI berkomunikasi dengan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sudan dan menunggu laporan detail mengenai situasi pemilih terkini di negara itu, menyusul pecahnya konflik bersenjata yang berada di utara benua Afrika tersebut.

Ketua KPU RI Hasyim Asyari mengatakan bahwa PPLN Sudan telah memberikan laporan secara singkat mengenai situasi konflik bersenjata di negara tersebut, yang telah berdampak pada tindakan evakuasi bagi sejumlah warga negara Indonesia (WNI) di sana.

“Teman-teman PPLN (Sudan) sudah melaporkan secara singkat dan kami sudah minta melaporkan secara detail bagaimana situasi pemilih kita di sana,” kata Hasyim dalam konferensi pers di Kantor KPU RI, Jakarta, Minggu (30/4/2023).

Hasyim mengatakan sangat mungkin ada beberapa perubahan perihal situasi pemilih di wilayah kerja PPLN Sudan, mengingat dari informasi terakhir ada beberapa WNI yang sudah dibawa ke Jeddah, Arab Saudi, bahkan dipulangkan ke Indonesia.

Apabila pemilih yang bersangkutan sudah pulang ke Indonesia, kata Hasyim, maka akan mengubah statusnya tidak lagi sebagai pemilih luar negeri di Sudan dan mungkin menjadi pemilih di kampung halamannya masing-masing.

“Atau ada juga yang tetap bermukim di Arab Saudi, di Jeddah misalkan. Atau ada juga yang dievakuasi ke negara-negara tetangga terdekat dari Sudan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Hasyim menegaskan KPU RI terus berkorespondensi dengan PPLN Sudan yang berkedudukan di ibu kota Khartoum dan diharapkan segera memberikan laporan secara resmi dan rinci perihal situasi pemilih di sana untuk Pemilu 2024.

“Jumlahnya berapa, by name namanya siapa saja, warga negara kita yang terdaftar sebagai pemilih di DPS (daftar pemilih sementara) di Sudan yang kemudian situasinya menjadi berubah karena ada konflik bersenjata,” katanya.

Hasyim menegaskan bahwa KPU RI senantiasa mengantisipasi potensi situasi serupa guna memberikan layanan optimal serta pemenuhan bagi pemilih di dalam dan luar negeri.

Sebagai informasi, pada Jumat (28/4/2023), sebanyak 385 WNI yang dievakuasi dari Sudan karena situasi konflik bersenjata, telah tiba di Indonesia disambut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

Hingga Sabtu (29/4/2023) kemarin, sudah sebanyak 748 WNI yang dievakuasi karena situasi konflik bersenjata di Sudan, telah tiba di Indonesia.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyambut langsung rombongan pertama tahapan pemulangan yang meliputi 385 WNI di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Jumat (28/4).

Lantas pada Sabtu (29/4), 363 WNI yang dievakuasi dari Sudan juga mendarat di Indonesia menumpangi pesawat Garuda Indonesia GA 991.

Konflik bersenjata antara militer Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) telah berlangsung sejak 15 April. Situasi itu mengancam kondisi keamanan di Sudan, sehingga Kedutaan Besar RI di Khartoum menetapkan status Siaga II pada 16 April.

Berdasarkan eskalasi konflik di Sudan, KBRI Khartoum kemudian menetapkan status Siaga I pada 20 April.

Back to top button