Market

Asumsi Makro APBN 2022 Banyak Meleset, Tahun Depan Diulang Lagi

Di tengah pesimisme terhadap perekonomian global di tahun depan, tim ekonomi Jokowi malah terkesan over optimis. Asumsi makroekonomi APBN 2023, menggila.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Padmanegara, mengatakan bahwa asumsi makro dalam APBN 2023 terkesan kuat terlalu percaya diri. Sama halnya dengan APBN 2022, pemerintah terlalu pede namun banyak gagalnya.

Kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (14/12/2022), Bima menyebut inflasi yang dalam APBN 2022 ditargetkan bertengger di level 4-4,8 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Riilnya, inflasi hingga November 2022, sudah menyentuh 5,42 persen (yoy), atau 4,82 persen secara year to date (ytd).

Selanjutnya, dirinya menyoroti nilai tukar (kurs) rupiah dalam APBND 2022 diperkirakan berada di rentang Rp14.500 hingga Rp14.900 per dolar AS. Namun, sejak 22 November lalu, rupiah berada di kisaran Rp 14.801 per dollar AS. Dalam penutupan perdagangan Selasa (13/12.2022), kurs rupiah menclok di level Rp15.657 per dolar AS.

“APBN 2022 pada awalnya terlalu optimistis karena berharap setelah pandemi Covid-19 menurun maka pemulihan ekonomi akan tinggi. Padahal, konsumsi rumah tangga terdampak oleh kenaikan inflasi,” tandas Bhima.

Menurut Bhima, seharusnya pemerintah lebih hati-hati dalam menyusun asumsi dasar ekonomi makro pada tahun 2023. Mengingat ketidakpastian masih tinggi. Ia memandang bahwa beberapa asumsi dasar ekonomi makro tahun depan perlu diubah lantaran tak lagi relevan dengan kondisi saat ini.

Pertama, pertumbuhan ekonomi yang diasumsikan mencapai 5,3% (yoy) dalam APBN 2023, sebaiknya diubah menjadi kisaran 4,3 hingga 4,8 persen (yoy). Ini seiring kuatnya tekanan global. Demikian juga dengan laju inflasi. Pemerintah menetapkan asumsi inflasi tahun depan di level 3,6 persen (yoy). Sedangkan Bhima melihat, ada potensi inflasi masih berada di kisaran 5,5% (yoy).

Untuk nilai tukar rupiah, pemerintah mematok asumsi di kisaran Rp 14.800 per dollar AS. Sedangkan Bhima meyakini, rupiah bergerak di kisaran Rp 15.800 per dollar AS hingga Rp 16.000 per dollar AS pada tahun 2023. Asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) 2023 sebesar US$ 90 per barel. Proyeksi Bhima, rerata ICP tahun depan di kisaran US$ 95-US$ 100 per barel.

Back to top button