News

Hasil Tes Poligraf Diungkap Saksi Ahli, Sambo-Putri Kompak Berbohong

Rabu, 14 Des 2022 – 16:23 WIB

1670998732776 - inilah.com

Saksi ahli Poligraf Aji Febriyanto Ar-Rosyid ungkap hasil tes poligraf yang dilakukan terhadap lima terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J, Rabu (14/12/2022). (Foto: Inilah.com/ Safarian Shah)

Saksi ahli Poligraf Aji Febriyanto Ar-Rosyid mengungkapkan hasil tes poligraf yang dilakukan untuk menguji kejujuran dari kesaksian para terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Sebelum mengungkap satu per satu hasil tes poligraf dari para terdakwa, Aji sempat menerangkan terlebih dahulu cara membaca hasil tes. Menurutnya, bila hasil pemeriksaan plus, berarti terperiksa berkata jujur atau no deception indicated (NDI) sementara hasil minus menunjukkan indikasi kebohongan.

Melalui tes yang memiliki tingkat keakuratan hingga 93 persen ini, didapati hasil bahwa terdakwa Ferdy Sambo terindikasi berbohong dalam memberikan keterangan. “Mohon izin, untuk Bapak Ferdy Sambo, nilai totalnya minus 8,” kata Aji di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022).

Setali tiga uang dengan suaminya, terdakwa Putri Candrawathi juga terindikasi berbohong dalam memberikan keterangan. Bahkan menurut tes tingkat kebohongannya melebihi hasil raihan Ferdy Sambo, hasil poligraf Putri juga menunjukkan angka minus 25.

Sementara pemeriksaan poligraf pada Kuat Ma’ruf dilakukan sebanyak dua kali. Pemeriksaan pertama menunjukkan hasil plus 9 sementara hasil kedua minus 13. “Saudara Kuat kami melakukan dua pemeriksaan dengan dua isu yang berbeda. Dua pertanyaan,” ucap Aji.

Pertanyaan pertama untuk Kuat ialah apakah dia memergoki persetubuhan antara Putri dengan Brigadir J. Hasilnya Kuat jujur saat mengatakan tidak melihat peristiwa itu secara langsung.

Kemudian, pertanyaan kedua ialah apakah Kuat melihat Sambo menembak Brigadir J. Ternyata, Kuat berbohong saat mengaku tidak melihat atasannya itu menembak korban. “Jawabannya Kuat, tidak. Itu hasilnya berbohong,” ungkapnya.

Lalu, untuk hasil dari dua pemeriksaan poligraf terhadap Ricky Rizal, menunjukkan kejujuran. Dengan skor plus 11 dan plus 13. Saat ditanya ada yang menyuruhnya mengambil senjata Brigadir J, Ricky mengakuinya. Pertanyaan lainnya yang disampaikan kepada Ricky, terkait melihat Sambo menembak atau tidak. “Ricky tidak melihat Sambo menembak,” ungkap Aji.

Untuk terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E, hasilnya plus 13. Laki-laki berusia 24 tahun yang menjadi eksekutor itu mengakui perbuatannya dan pernyataan itu terindikasi jujur.

Sekadar informasi, sebelumnya Aji juga mekanisme tes poligraf yang dilakukan terhadap lima terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana ini. Mekanisme yang pertama, adalah pre-test, yaitu prosesi ketika pemeriksa menjelaskan mekanisme pemeriksaan kepada orang-orang yang akan diperiksa.

Lalu yang kedua, pemeriksaan dimulai dengan memasangkan sejumlah alat sensor. Adapun jumlah sensor poligraf, sebanyak empat. Di antaranya, sensor pernapasan dada, sensor pernapasan perut, sensor elektrodermal dan sensor kardiovaskuler.

Kemudian mekanisme terakhir adalah adalah analisis grafik. Aji menjelaskan, tahapan ini menentukan terperiksa berkata jujur atau berbohong. “Semakin pandai seorang pemeriksa, maka nilai keakuratan pemeriksaan ini akan semakin tinggi. Untuk nilai ambang bawahnya adalah 93 persen,” jelas Aji.

Back to top button